lukman blog

blog untuk tempat berbagi ilmu pengetahuan

lukman blog

blog untuk membagi tempat - tempat yang bagus untuk liburan

lukman blog

blog untuk tempat shering ilmu internet

lukman blog

blog untuk membagi bisnis internet

lukman blog

tempat berbagi, mencari ilmu, membagi rezeki dan mencari uang

PUNCAK INDAH III

Di Jual Tanah Kavelinga 
* Posisi Kavelingan di Jalan Srikandi Km.10 Sorong Papua Barat 
* Posisi Tanah Rata 
* Letak di Dataran Tinggi
* Bebas Banjir 
* Aman dan Ramai Penduduk 
* Surat - surat Lengkap 



PUNCAK PERMAI II

 Setelah sukses dengan puncak permai sekarang kami membuka baru lagi puncak permai 2, letak tanah berdampingan dengan puncak permai.

KELEBIHAN KAMI :
-Tanah dataran tinggi
-Setelah rata siap membangun/bayar dp
-Harga sdh pecah sertifikat
-Tanah aman bersertifikat lengkap
Jadi Tunggu apa lagi, buruan d booking sebelum kehabisan.
Untuk Info lebih lanjut silahkan hubungi Contact Person Yang tertera di brosur.


GOOGLE MAPS




Konsep Manajemen Keuangan, Aktivitas Beserta Analisisnya

 Konsep prinsip manajemen keuangan menurut para ahli secara umum adalah suatu seni bagaimana mengelola sumber daya atau modal yang dimiliki untuk memperoleh pendapatan yang optimal.  Konsep dan prinsip-prinsip manajemen keuangan secara sadar atau tidak sadar ada dan digunakan secara luas di berbagai bidang dan lini kehidupan.

Dari manajemen keuangan keluarga, manajemen keuangan perusahaan, manajemen keuangan negara, sampai prinsip manajemen keuangan internasional. Apa saja konsep dan aktivitas manajemen keuangan? Ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini …

01: Pengertian Manajemen Keuangan

manajemen keuangan menurut para ahli

A: Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli Adalah?

Manajemen Keuangan adalah secara sederhana dapat didefinisikan bagaimana cara mengelola sumber daya yang dimiliki atau dengan modal yang dimiliki, mampu menghasilkan keuntungan real sebesar-besarnya.

Atau dengan istilah lain “mengetahui kekuatan untuk mengoptimalkan laba

 

B: Contoh Aplikasi Prinsip Manajemen Keuangan Usaha Rumahan

Perhatian contoh momen sederhana berikut yang menggambarkan tentang implementasi manajemen keuangan

Dalam sebuah obrolan ringan yang terjadi di depan rumah tetangga …

“Teras depan itu akan dijadikan apa Pak, kok renovasinya tidak berhenti-berhenti, terus berlanjut?” sapa temannya saat lewat depan rumahnya.

“Tidak apa-apa Pak, iseng saja mau buka lapak nasi goreng dan cap cay” jawabnya santai.

“nyoba Pak, barangkali laku dan laris, kan lumayan bisa nambah-nambah uang recehan, hehehe“ lanjutnya.


“Wow, pean itu kreatif banget ya Pak, tahu cara meng-optimalkan modal untuk meningkatkan pendapatan….”

“ Sebenarnya biasa saja Pak, setiap orang BISA kalau mau. Poko’e ada yang bisa dimanfaatkan dan halal yo jalan saja Pak”

“Contohnya, lantai satu masih kosong dan nganggur, ya saya jadikan kos-kosan.

Kemudian teras kosong,  saya buka lapak nasi goreng dan cap cay, apalagi tepat di pinggir jalan yang ramai, sayang kalau tidak digunakan Pak”  lanjutnya.

“Betul, betul, betul ” jawab temannya, lalu keduanya pun tertawa…

***

Begitu sepenggal obrolan ringan yang terjadi antara tetangga sekampung dengan temannya.

Sebuah obrolan kecil yang menggambarkan betapa tetangga sekampung memang pinter melihat dan memanfaatkan peluang.

Dan sacara sekilas dalam skala kecil,  yaitu usaha rumahan. Itu sudah menerapkan prinsip manajemen keuangan.

Menarik kan?

 

02: Konsep dan Prinsip Manajemen Keuangan

ruang lingkup manajemen keuangan

Dari definisi manajemen keuangan menurut para ahli dan sepenggal obrolan ringan di atas, kita dapat melakukan analisis keuangan sederhana.


Bahwa ada 3 komponen pokok konsep dan prinsip manajemen keuangan adalah sebagai berikut:

A: Konsep dan Prinsip Manajemen Keuangan #1

Bagaimana cara mendapatkan sumber daya misalnya dana?

Dalam manajemen keuangan perusahaan konsep dan prinsip ini meliputi semua upaya perusahaan untuk memperoleh sumber daya termasuk dana.

Sumber daya tersebut bisa dari dalam perusahaan dan luar perusahaan.

Misalnya utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Jadi dalam hal ini menyangkut tujuan dan fungsi manajemen keuangan serta manfaat manajemen keuangan yang diinginkan perusahaan.

 

B: Konsep dan Prinsip Manajemen Keuangan #2

Bagaimana mengelola sumber daya yang sudah diperoleh tersebut?

Setelah sumber daya sudah diperoleh, misalnya dana-dana.

Perusahaan akan menggunakan dana-dana tersebut untuk membeli aset dan semua perangkat yang diperlukan untuk beroperasinya perusahaan.

Agar aset-aset tersebut bisa berfungsi dengan baik, maka perlu dikelola dengan baik sehingga tujuan dari perusahaan benar-benar bisa dicapai.

Konsep dan prinsip yang kedua ini menyangkut dengan aktivitas manajemen keuangan.

Bagaimana aktivitas-aktivitas yang bisa mewujudkan tujuan perusahaan.

 

C: Konsep dan Prinsip Manajemen Keuangan #3

Bagaimana mengoptimalkan sumber dana yang telah diperoleh tersebut untuk mendapatkan laba?

Pada konsep  dan prinsip manajemenn keuangan yang ketiga ini, setelah dana-dana tersebut di-investasikan untuk pembelian aset tetap dan perangkat pendukung lainnya.

Maka tugas dari manajemen perusahaan adalah mengoptimalkan semua upaya investasi itu untuk mendapatkan laba yang maksimal.

Konsep dan prinsip manajemen keuangan yang ketiga ini berkaitan dengan aktivitas manajemen keuangan.

Yaitu mengelola ketiga elemen itu agar bisa berjalan sesuai dengan tujuan, visi, dan misi perusahaan.

 

03: Aktivitas Manajemen Keuangan

Tujuan Manajemen Keuangan

Ada 4 aktivitas manajemen keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Planning,
  2. Organizing,
  3. Actuating,
  4. Controlling.

Empat aktivitas financial management ini sering disingkat dengan POAC.

Perhatikan penjelasan sederhana dari masing-masing aktivitas di atas sebagai berikut …

 

A: Aktivitas Financial Management #1. Planning

Planning atau Perencanaan dibuat dan disusun sebelum sebuah aktivitas dijalankan.

Perencanaan sebaiknya disusun secara rinci dan aplikatif, sejak sebuah aktivitas dimulai hingga tujuan dari aktivitas tersebut tercapai.

Di mulai dengan menentukan tujuan dan penjelasan tentang aktivitas itu, strategi untuk mencapai tujuan aktivitas sampai evaluasi.

Tanpa perencanaan yang baik dan matang, sebuah aktivitas tidak akan bisa berjalan dengan baik atau bahkan bisa gagal.

Saat menyusun perencanaan, ada beberapa hal yang perlu ditekankan, antara lain :

  1. Tujuan dan skalanya harus jelas, sehingga tidak menimbulkan keraguan.
  2. Tujuan benar-benar bisa untuk dicapai.
  3. Tingkat keberhasilannya bisa diukur.
  4. Sumber daya yang ada mempunyai kemungkinan dan bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut.
  5. Ada target waktu yang jelas.


B: Aktivitas Financial Management #2. Organizing


Setelah tujuan ditentukan, maka proses selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mewujudkannya.

Maka perlu disusun perangkat-perangkat atau tools untuk mewujudkan tujuan tersebutl.

Yaitu dengan mengorganisir sumber daya yang dimiliki agar bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dalam aktivitas ini dituntut untuk bisa mengoptimalkan berbagai potensi individu-individu.

Individe dan SDM yang tersedia menjadi satu kekuatan yang powerful untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pada tahapan inilah kita mengenal struktur organisasi, di mana setiap bagian dari struktur dibebankan tugas dan tanggungjawab yang sesuai dengan skill-nya.


C: Aktivitas Financial Management #3. Actuating


Pada aktivitas ini merupakan pelaksanaan nyata agar tujuan dari planning yang sudah disusun bisa dicapai.

Bagaimana agar orang-orang yang sudah ditempatkan dalam struktur organisasi yang telah disusun bisa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan optimal. Oleh karena itu perlu kerjasama yang baik dan saling mendukung antar struktur.

 

D: Aktivitas Financial Management #4.  Controlling

Controlling atau pengawasan dalam manajemen keuangan adalah aktivitas untuk melakukan penilaian.

Penilaian terhadap proses pelaksanaan dari semua aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Untuk bisa melakukan penilaian maka harus ada standar penilaian yang telah ditentukan.

Bila sebuah aktivitas tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Maka perlu dicari penyebabnya kemudian dilakukan koreksi terhadap aktivitas tersebut.

Apakah nilai standarnya yang tidak realistis atau pelaksanaannya yang belum maksimal.

Aktivitas pengawasan ini bisa dalam bentuk supervisi, pengawasan langsung, inspeksi atau audit.

***

Jadi secara umum fungsi dari controlling antara lain :

  1. Menjaga semua aktivitas perusahaan atau organisasi selalu dalam track yang benar.
  2. Secara terus menerus melakukan improvisasi terhadap proses yang dijalankan.
  3. Mengetahui dan menemukan kesalahan atau kelemahan sejak dini sehingga bisa segera melakukan tindakan perbaikan.

Contoh aktivitas controlling atau pengawasan antara lain :

  1. Melakukan evaluasi secara terus menerus dan perbaikan terhadap sistem keuangan perusahaan.
  2. Melakukan audit terhadap sistem akuntansi dan keuangan perusahaan.
  3. Menyediakan laporan keuangan perusahaan dan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan.

***

Ke-empat aktivitas financial management tersebut harus dijalankan secara DISIPLIN.

Sebab tanpa pelaksanaan yang disiplin hanya akan membuang-buang waktu, tenaga dan dana tanpa membuahkan hasil yang diharapkan!

Setelah melakukan 4 aktivitas manajemen keuangan di atas, lalu bagaimana cara menilai kinerja keuangannya? teruskan bacanya ya…. 🙂

 

04: Analisis Rasio Keuangan

analisis keuangan

A: Tujuan Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Sebenarnya apa tujuan analisis rasio keuangan perusahaan?

Untuk menilai hasil aktivitas manajemen keuangan suatu perusahaan, maka perlu dilakukan analisis rasio keuangan.

Sebagai gambaran, analisis rasio keuangan dilakukan dengan berdasar pada laporan keuangan perusahaan.

Sehingga seringkali disebut juga sebagai analisis laporan keuangan.

 

B: Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berikut ini rasio-rasio keuangan yang familiar digunakan oleh perusahaan:

Analisis Rasio Keuangan #1. Rasio Likuiditas

Definisi Rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk menjamin kewajiban jangka pendeknya.

Ada 3 jenis rasio likuiditas yaitu :

1: Rasio Lancar ( Current Ratio )

2: Rasio Cepat ( Quick Ratio )

3: Rasio Kas ( Cash Ratio )

 

Analisis Rasio Keuangan #2. Rasio Leverage

ruang lingkup manajemen keuangan

Pengertian Rasio Leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai perbandingan komposisi sumber dana yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitasnya, baik sumber dana dari pemegang saham dan dari utang.

Ada 3 jenis rasio leverage, yaitu :

1: Rasio Utang

2: Rasio Utang terhadap Ekuitas

3: Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

 

Analisis Rasio Keuangan #3. Rasio Aktivitas

Pengertian Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.

Ada 3 jenis rasio aktivitas, yaitu :

  • Inventory Turn Over (ITO)
  • Fixed Asset Turn Over (FATO)
  • Total Asset Turn Over (TATO)

 

 Analisis Rasio Keuangan #4. Rasio Profitabilitas

Pengertian Rasio Profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mengelola investasinya bila dilihat dari nilai penjualan dan laba perusahaan.

Ada beberapa rasio yang digunakan, antara lain :

  • Net Profit Margin (NPM)
  • Return On Investment (ROI)
  • Return On Equity (ROE)

 

Analisis Rasio Keuangan #5. Rasio Pasar

financial management principles

Pengertian Rasio Pasar adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham dan nilai saham perusahaan.

Rasio pasar yang digunakan antara lain :

  • Earning Per Share (EPS)
  • Price Earning Ratio (PER)

Melalui 5 (lima) rasio keuangan tersebut, kita akan bisa menilai kinerja sebuah perusahaan., apakah perusahaan itu bagus atau tidak.

Sehingga bila kinerjanya tidak sesuai dengan tujuan awal yang telah ditentukan segera bisa mengambil tindakan agar bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.


Manajemen Keuangan Bab 1 Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

 

05: Kesimpulan – Prinsip Manajemen Keuangan

Konsep dan prinsip manajemen keuangan digunakan dalam berbagai lingkup aktivitas dan bidang.

Penggunaan prinsip manajemen keuangn pribadi, perusahaan, koperasi, UKM, pemerintah daerah, dan negara.

Dari prinsip manajemen keuangan konvensional sampai prinsip manajemen keuangan syariah.

***

Kesalahan dalam memahami prinsip manajemen keuangan akan mengakibatkan kesalahan dalam mengelola keuangan, dari lingkup terkecil, misalnya keuangan pribadi sampai terbesar, misalnya negara.

Ada beberapa perusahaan yang mengalami kesalahan dalam membangun logika finansialnya.

Kesalahan ini terjadi karena kurang memahami proses finansial yang berlaku di perusahaannya.

Kesalahan tersebut tidak terasa akan menyebabkan perusahaan semakin bergeser dari track yang seharusnya dijalani.

Pengusaha yang memilik mindset prinsip manajemen keuangan yang benar, maka:

  • selalu tahu kapan harus bergerak,
  • di mana harus memposisikan diri, dan
  • bagaimana caranya untuk segera berbelok.

Sehingga akan terus FOKUS pada tujuan yang telah ditetapkan.

Keep your FOCUS!

Inilah pentingnya kita sebagai pribadi, pegawai, atau pengusaha terutama yang mengelola dan bekerja di perusahaan untuk memahami konsep, tujuan dan prinsip manajemen keuangan.

Kemudian memahami aktivitas, manfaat, fungsi, dan contoh-contoh aplikasi manajemen keuangan.

Demikian yang dapat saya bagikan tentang prinsip manajemen keuangan.

Bagaimana dengan implementasi financial manajemen pada bisnis Anda?

LABA RUGI Penjualan dan Pertukaran Aset Tetap serta Pembukuannya

 Aset tetap adalah harta kekayaan perusahaan yang digunakan untuk mendukung aktivitasnya agar mencapai tujuan dan target  yang diharapkan.

Apakah pertukaran dan penjualan aset tetap diperbolehkan? Jawaban sederhananya “boleh”, sepanjang alasannya tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan. Contohnya karena aset tetap tersebut sudah habis masa pemakaiannya, atau perusahaan ingin mengganti yang dengan aset tetap yang kinerjanya lebih baik.

Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap laba rugi? Dan bagaimana cara mencatat transaksi pertukaran dan penjualan aset tetap tersebut? Mari ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini…

 01: Sekilas Tentang Pertukaran dan Penjualan Aset Tetap

A: Jurnal Akuntansi Pertukaran dan Penjualan Aset

Aset tetap yang sudah tidak lagi berguna dapat:

  • dibuang,
  • dijual, atau
  • dipertukarkan dengan aset tetap lainnya.

Bagaimana jurnal akuntansi untuk mencatat laba rugi pertukaran dan penjualan aset tetap?

Rincian jurnal ayat jurnal untuk mencatat pelepasan tersebut akan berbeda-beda, akan tetapi, dalam semua kasus, nilai buku aset harus dihapus dari akunnya.

Ayat jurnal   untuk kepentingan ini akan mendebit akun akumulasi penyusutan sejumlah saldo pada tanggal pelepasan aset dan mengkredit akun aset sebesar biaya asetnya.

Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aset tersebut sudah habis disusutkan.

 

B: Pencatatan Akuntansi Pertukaran Aset Tetap Masih Digunakan

Jika aset masih digunakan oleh perusahaan, biaya dan akumulasi penyusutan atau depresiasi aset tetap tersebut tetap dicatat dalam buku besar.

Tujuan pencatatan itu adalah untuk menjaga akuntabilitas aset dalam buku besar.

Jika nilai buku aset dipindahkan dari buku besar, akun tidak akan menyimpan bukti keberadaan aset yang masih berlangsung.

Selain itu, data biaya dan akumulasi penyusutan atau depresiasi aset tetap tersebut seringkali masih dibutuhkan oleh perusahaan.

Terutama kebutuhan perusahaan untuk keperluan menghitung pajak bumi dan bangunan serta pajak penghasilan (PPh Badan).

Bagaimana jurnal pencatatan akuntansi untuk pelepasan aset tetap baik dijual, ditukar atau dibuang?

Yuk ikuti terus pembahasannya ya… 🙂

 

02: Jurnal Akuntansi Bila Perusahaan Membuang Aset Tetap

contoh aset tetap - kendaraan

A: Alasan Perusahaan Membuang Aset Tetap

Mengapa perusahaan membuang aset tetap yang dimiliki?

Sebenarnya tidak dibuang begitu saja, tapi itu untuk menyederhanakan istilah saja.

Loh kok dibuang” iya saat aset tidak lagi berguna untuk perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar, aset tersebut akan dibuang.

Lalu bagaimana proses pencatatan akuntansinya?

B: Contoh Pencatatan Akuntansi Atas Aset yang Dibuang

Untuk memudahkan dan memahami topik ini, saya sajikan beberapa contoh berikut ini.

Perhatikan contoh ilustrasi berikut:

Diasumsikan bahwa peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp 25.000.000 telah habis disusutkan per 31 Desember, akhir tahun fiskal sebelumnya.

Ayat jurnal untuk mencatat peralatan yang dibuang pada tangal 14 Februari adalah sebagai berikut:

jurnal aset tetap yang dibuang

Jika aset belum habis disusutkan, penyusutan harus dicatat sebelum pemindahan aset tersebut dari penyediaan  jasa dan dari catatan akuntansi.

***

Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa peralatan dengan biaya Rp 6.000.000.

Dan tanpa nilai residu disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus 10%.

Dan diasumsikan pula bahwa pada tanggal 31 Desember tahun fiskal sebelumnya.

Saldo akumulasi penyusutan setelah ayat jurnal penyesuaian adalah Rp 4.750.000.

Akhirnya, aset tetap tersebut dipindahkan dari penyediaan jasa pada tanggal 24 Maret.

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama tiga bulan pada periode berjalan sebelum aset tetap yang dibuang adalah sebagai berikut:

laba rugi pembuangan aset tetap
Note: Jurnal Akuntansi terhadap aset tetap yang dibuang

 

Selanjutnya, peralatan yang dibuang dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

pencatatan aset yang dibuang
Note: pencatatan jurnal akuntansi terhadap aset tetap yang dibuang

Rugi sebesar Rp 1.100.000 dicatat karena saldo akan akumulasi penyusutan (Rp 4.900.000) lebih kecil dari saldo akun peralatan (Rp 6.000.000).

Rugi atas pelepasan aset tetap termasuk dalam pos non-operasi dan biasa dilaporkan di bagian Beban Lainnya di Laporan Laba Rugi.

 

03: Jurnal Akuntansi Penjualan Aset Tetap

Laba Rugi Pertukaran AKTIVA

A: Cara Mencatat Penjualan Aset Tetap

Ayat jurnal akuntansi untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal dalam contoh di atas.

Kecuali kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.

Jika harga penjualan aset tetap lebih besar dari nilai buku aset, transaksi tersebut menghasilkan laba.

Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, berarti mendapat rugi.

 

Perhatikan contoh ilustrasi berikut ini:

diasumsikan peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp 10.000.000 dan tanpa nilai residu.

Disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus tahunan 10%.

Peralatan / penjualan aset tetap secara tunai pada tanggal 12 Oktober setelah delapan tahun penggunaan.

Saldo akun akumulasi penyusutan per 31 Desember tahun sebelumnya adalah Rp 7.000.000.

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama sembilan tahun pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

pencatatan penjualan aset tetap
Note: Jurnal Akuntansi penjualan aset tetap

Setelah penyusutan berjalan dicatat, nilai buku aset menjadi sebagai berikut:

= Rp 10.000.000 – Rp 7.750.000
= Rp 2.250.000

 

B: Cara Mencatat Penjualan Aset Tetap Harga Berbeda

Penjualan Aset Tetap Harga Berbeda

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap, jika diasumsikan terdapat tiga harga jual yang berbeda adalah sebagai berikut:

(a): Jurnal Akuntansi Penjualan Aset #1:

Aset tetap dijual pada nilai buku dengan harga Rp 2.250.000. Tidak ada laba atau rugi.

Maka cara mencatat jurnal transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi penjualan aset tetap
Note: jurnal akuntansi penjualan aset tetap

 

(b): Jurnal Akuntansi Penjualan Aset #2:

Aset tetap dijual di bawah nilai buku dengan harga Rp 1.000.000. Rugi sebesar Rp 1.250.000

Maka atas transaksi penjualan aset tetap tersebut perusahaan akan melakukan pencatatan jurnal akuntansi sebagai berikut:

ayat jurnal penjualan aset tetap
Note: Jurnal transaksi penjualan aset tetap

 

(c): Jurnal Akuntansi Penjualan Aset #3:

Aset tetap dijual di atas nilai buku dengan harga Rp 2.800.000. Laba sebesar Rp 550.000

Maka perusahaan akan mencatat jurnal transaksi penjualan aset tetap yang menghasilkan laba adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi penjualan aset tetap
Note: jurnal akuntansi penjualan aset tetap

 

Perhatikan satu contoh lagi berikut ini:

Peralatan yang diperoleh pada awal tahun dengan biaya Rp 91.000.000.

Disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa kegunaan sembilan tahun.

Dan estimasi nilai residu sebesar Rp 10.000.000.

 

Dari data-data tersebut maka dapat dihitung:

Jumlah penyusutan untuk tahun pertama:

= (Rp 91.000.000 – Rp 10.000.000) : 9 = Rp 9.000.000

Diasumsikan peralatan dijual pada akhir tahun kedua dengan harga sebesar Rp 78.000.000, laba atau rugi atas penjualan peralatan tersebut adalah:

Laba:

= Rp 78.000.000 – (Rp 91.000.000 – (Rp 9.000.000 X 2)
= Rp 5.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan peralatan tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi pertukaran aset tetap
Note: jurnal akuntansi pertukaran aset tetap

 

04: Jurnal Pertukaran Aset Tetap yang Serupa

pertukaran aset tetap lama dengan baru

A: Pengertian Pertukaran Aset Tetap

Peralatan yang lama seringkali dipertukarkan dengan peralatan baru dengan kegunaan yang serupa, dalam hal ini, penjual memperbolehkan pembeli menentukan harga untuk peralatan lama yang dipertukarkan.

Jumlah ini, disebut penyisihan pertukaran (trade in allowance), dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku peralatan yang lama.

Sisa saldo, jumlah yang terutang, dapat dibayarkan dengan uang tunai, atau dicatat sebagai kewajiban. Jumlah ini biasanya disebut boot dalam bahasa Inggris.

 

B: Laba atas Pertukaran Aset Tetap

Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa tidak diakui untuk keperluan pelaporan keuangan.

Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa diakui jika kas diterima. Hal ini didasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang diproduksi oleh aset tetap, dan bukan dari pertukaran aset tetap yang serupa.

Saat penyisihan pertukaran melebihi nilai buku aset yang dipertukarkan dan tidak ada laba yang diakui.

Maka biaya yang dicatat untuk aset baru dapat ditentukan sengan satu dari dua cara sebagai berikut:

jurnal akuntansi pelepasan aset tetap
Note: jurnal akuntansi pelepasan aset tetap

***

Sebagai ilustrasi, diasumsikan pertukaran sebagai berikut:

cara menentukan biaya pertukaran aset tetap
Note: cara menentukan biaya pertukaran aset tetap

 

Biaya yang dicatat untuk peralatan baru:

metode menghitung biaya pertukaran aset tetap
Note: metode perhitungan biaya pertukaran aset tetap

 

Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut dan pembayaran kas adalah sebagai berikut:

jurnal pembayaran pertukaran aset
Note: jurnal pembayaran pertukaran aset

 

Tidak mengakui laba sebesar Rp 300.000 (penyisihan pertukaran Rp 1.100.000 dikurangi nilai buku Rp 800.000)

Pada saat pertukaran mengurangi beban penyusutan masa mendatang.

Yaitu beban penyusutan untuk peralatan baru akan dibuat berdasarkan biaya Rp 4.700.000, bukannya harga katalog Rp 5.000.000.

Pengaruhnya adalah laba yang tidak diakui sebesar Rp 300.000 akan mengurangi jumlah beban penyusutan selama masa kegunaan peralatan sebesar Rp 300.000.

 

C: Rugi atas Pertukaran Aset Tetap

Untuk keperluan pelaporan keuangan, rugi atas pertukaran aset tetap yang serupa diakui jika penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku peralatan yang lama.

Saat terjadi rugi, biaya yang dicatat untuk aset baru harus merupakan harga pasar (harga katalog).

Perhatikan contoh proses pencatatan jurnal akuntansi berikut ini:

Di-asumsikan data-data berikut ini:

pencatatan rugi pertukaran aktiva tetap
Note: Jurnal akuntansi atas kerugian pertukaran aset tetap

 

Ayat jurnal akuntansi untuk mencatat kerugian pertukaran aset tetap tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi pertukaran aktiva tetap
Note: jurnal akuntansi pertukaran aset tetap

 

D: Analisis Akuntansi Pertukaran Aset Tetap yang Serupa

Untuk melakukan analisis tentang pertukaran aset tetap yang serupa, berkut disajikan data-data berikut:

analisis pertukaran aset tetap
Note: analisis pertukaran aset tetap

Dari data-data tersebut, berikut ini disajikan analisis akuntansi pertukaran aset tetap yang serupa:

#1: Laba Pertukaran Aset Tetap

Untuk contoh kasus pertama ini, perusahaan memperoleh laba dalam pertukaran aset tetap.

Bagaimana perusahaan bisa memperoleh laba atas transaksi pertukaran aset tetap ini?

Hal ini biasanya terjadi karena Penyisihan pertukaran lebih besar daripada nilai buku aset tetap yang dipertukarkan

Perhatikan penjelasan berikut ini:

(a): Penyisihan pertukaran Rp 3.000.000, berasal dari kas yang dibayarkan:

= Rp 15.000.000 – Rp 3.000.000
= Rp 12.000.000

(b): Biaya aset tetap baru:

Harga katalog untuk aset baru yang diperoleh dikurangan laba yang tidak diakui:

= Rp 15.000.000 – (Rp 3.000.000 – Rp 2.400.000)
= Rp 14.400.000

atau

Kas yang dibayarkan ditambah nilai buku aset yang dipertukarkan:

= Rp 12.000.000 + Rp 2.400.000
= Rp 14.400.000

(c): Laba yang diakui: tidak ada

Sehingga pencatatan ayat jurnal akuntansimya  adalah sebagai berikut:

laba pertukaran aktiva tetap
Note: laba pertukaran aktiva tetap

#2: Rugi Pertukaran Aset Tetap

Untuk contoh kasus kedua ini adalah perusahaan mengalami kerugian pertukaran aset tetap.

Mengapa perusahaan bisa mengalami rugi dalam pertukran aset tetap?

Hal tersebut biasanya terjadi karena Penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku aset tetap yang dipertukarkan

Perhatikan proses perhitungan dan pencatatan jurnal akuntansi kerugian pertukaran aset tetap berikut ini:

(a) : Penyisihan pertukaran Rp 2.000.000, berasal dari kas yang dibayarkan sebagai berikut:

= Rp 15.000.000 – Rp 2.000.000
= Rp 13.000.000

(b): Biaya aset tetap baru:

Harga katalog untuk aset baru yang diperoleh: Rp 15.000.000

(c): Rugi yang diakui: Rp 400.000

Maka pencatatan ayat jurnal akuntansi kerugian pertukran aset tertap tersebut adalah sebagai berikut:

Note: Jurnal Akuntansi kerugian pertukaran aktiva tetap

***

Agar semakin jelas, saya sajikan lagi contoh berikut ini:

Perhatikan contoh soal tentang pertukaran aset tetap berikut ini:

Pada hari pertama tahun fiskal, sebuah truk pengiriman dengan harga katalog Rp 75.000.000.

Truk tersebut diperoleh dengan mempertukarkan truk pengiriman yang lama dan kas sebesar Rp 63.000.000.

Biaya truk yang lama adalah Rp 50.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 39.500.000.

Jumlah biaya truk baru yang akan dicatat di Laporan Keuangan adalah:

biaya pertukaran aset tetap baru
Note: Perhitungan biaya pertukaran aset tetap baru

 

Dan ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut adalah:

jurnal pencatatan pertukaran aset tetap baru
Note: Pencatatan jurnal akuntansi pertukaran aset tetap baru

 

04: Kesimpulan

Perusahaan harus menerapkan aset manajemen yang baik dan benar untuk mengelola semua harta dan kekayaannya.

Tujuan pengelolaan aset-aset perusahaan adalah agar selalu siap dan optimal untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk mengelola aset-aset perusahaan yang sudah tidak digunakan lagi atau habis masa ekonomisnya.

Bagaimana cara pencatatan aset beserta contoh-contohnya sudah dijelaskan di atas sehingga saya harap dapat membantu perusahaan dalam manajemen aset yang baik dan benar.

Demikian pembahasn topik tentang Aset Tetap yang dibuang, Laba Rugi pertukaran dan penjualan aset tetap serta analisa dan pencatatannya. Moga bermanfaat. Terima kasih