Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi



BAB  4
Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi
 A.     Hakikat Akuntansi: Berbagai Pandangan
Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
            Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:
1.      Akuntansi sebagai ideologi
Ideologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya yang perihal dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya.
Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideology sebagai suatu sarana untuk mempertahankan dan melegimitasi aturan-aturan social, ekonomi dan politik yang berlaku saat ini.
Persepsi akuntansi sebagai instrument rasionalitas ekonomi digambarkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan rasionalitas formal dari suatu tindakan ekonomi sebagai “tingkat samapi sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi mungkin dilakukan secara teknis dan secara nyata dapat diterapkan”
2.      Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkan bulletin terminilogi akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literature empiris, yang mencoba untuk mengukur komunikasi dari konsep akuntansi.
Hal itu mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut :
a.     Symbol / Karakter Leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata-kata “yang memiliki arti” dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa mana pun.
b.      Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu pada pengaturan sintaksis pada bahasa apa pun.
3.      Akuntansi sebagai catatan historis
Umumnya, akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis (history) suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Baik bagi pemilik maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah kepengurusan manjer terhadap sumber daya pemilik. Binberg membedakannya menjadi empat periode :
a.       Periode Pemeliharaan Murni
b.      Periode Pemeliharaan Tradisional
c.       Periode Utilisasi Aktiva
d.      Periode Terbuka
4.      Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini
Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas ekonomi masa kini. Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada suatu periode waktu.
5.      Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6.      Akutansi sebagai komoditas
Akutansi juga dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktivitas ekonomi. Akutansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya.

7.      Akutansi sebagai mitos
Akutansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akutansi, suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos dari pada kenyataan.
8.      Akutansi sebagai alasan logis
Akutansi mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang, dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akutansi, akutansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegimitasi pemunculannya. Oleh sebab itu, akutansi menjadi suatu perisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alas an pemikiran atas tindakan yang berdasar pada angka tersebut.
9.      Akuntansi sebagai perumpamaan
Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi.
10.  Akuntansi sebagai percobaan
Akuntansi cukup fleksibel untuk mengekomodasi berbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi baru untuk masalah baru, dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang paling kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhamnat atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat sukarela, inovatif dan tentative.





11.  Akuntansi sebagai distorsi
Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan-tindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat empat kelompokyang mungkin memengaruhi atau dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi : subjek yang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi, akuntan yang menyiapkan data, akuntan yang memeriksa data dan penerima data.
Tindakan disfungsional berupa manipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara. Metode yang digunakan untuk mendistorsi system informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori besar berikut ini :
a.       Perataan atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami atau terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi.
b.      Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.
c.       Pemfokusan : mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentu dari sekumpulan informasi.
d.      Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.
e.       Penyaringan : mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.
f.        Tindakan illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum privat atau public.
B.     Penyusunan dan Verifikasi Teori
Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai ‘prinsip-prinsio akuntansi berterima umum/PABU’ (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP) ini mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Jika suatu teori bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui konsistensi logis. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.
C.     Hakikat Teori Akuntansi
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan penjelasan perilaku dan peristiwa akuntansi. Kita asumsikan, sebagai salah satu pasal dari kepercayaan, bahwa teori akuntansi adalah suatu hal yang mungkin. Teori didefinisikan sebagai “ suatu rangkaian gagasan, difinisi dan usulan yang saling berhubungan yang melambangkan suatu pandangan sistematis atas fenomena melalui penentuan hubungan yang ada diantara variable-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
D.    Metodologi dalam Perumusan Teori Akuntansi
Kita sekarang telah menetapkan bahwa suatu teori akuntansi adalah mungkin jika (1) teori memberikan suatu kerangka referansi seperti yang disarankan oleh Hendriksen, dan (2) teori mencakup tiga elemen : pengodean fenomena ke dalam penyajian simbolis, manipulasi atau kombinasi yang mematuhi ataran tertentu, dan penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata, seperti yang disarankan oleh McDonald.
Akuntansi adalah suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha untuk menjustifikasikan apa yang telah terjadi dengan memodifikasikan praktek-praktek akuntansi. Teori tersebut dinamakan akuntansi deskriptif. Sedangkan akuntansi normative adalah teori akuntansi berusaha untuk menjustifikasikan apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprise (Paul Grady), Accounting Priciples Board (APB) Statement No 4 merupakan bentuk pendekatan deskriptif dalam akuntansi. A Statement of Basic Accounting Theory (American Accounting Association) merupakan bentuk pendekatan normative dari akuntansi.


E.     Pendekatan untuk Perumusan Teori Akuntansi
Walaupun belum ada satupun teori akuntansi yang komprehensif, namun berbagai teori akuntansi yang bersifat menengah atau setengah jadi telah dihasilkan melalui sejumlah pendekatan yang berbeda. Untuk menjamin kejelasan, kita akan membatasi diskusi dalam bab ini hanya pada pendekatan tradisional untuk menyusun teori akuntansi. Pendekatan-pendekatan tradisional ini meliputi:
1. Non Teoritis, praktis, atau pragmatis
2. Teoritis ;
                   a) Deduktif
                   b) Induktif
                   c) Etis
                   d) Sosiologi
                    e) Ekonomi
                   f) Seklektif


a.      Pendekatan nonteoretis.
Adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan.pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaan dengan praktik di dunis nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk merumuskan suatu teori akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi.
Pendekatan teori akuntansi merasionalisasikan pilihan dari teknik-teknik akuntansi yang berdasarkan atas pemeliharaan persamaan akuntansi. Pernyataan neraca biasanya dinyatakan sebagai :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai :
LABA AKUNTANSI = PENDAPATAN –BEBAN


b.      Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyususnan teori manapun diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan. Langkah yang dipergunakan untuk memperoleh pendekatan dediktif akan meliputi : (1) menentukan tujuan dari laporan keuangan (2) memilih “postulat” dari akuntansi (3) menghasilkan “prinsip” dari akuntansi (4) mengembangkan “teknik” dari akuntansi
c.       Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif dari penyususnan sebuah teori diawali dengan observasi dan pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap : (1) mencatat seluruh observasi (2) menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendeteksi danya hubungan yang berulang kembali. (3) penurunan induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang menggambarkan hubungan berulang. (4) menguji generalisasi.
Menarik untuk diingat bahwa walaupun pendekatan deduktif diawali dengan dalil umum, formulasi dari dalil sering diselesaikan dengan alas an induktif, dikondidikan oleh pengetahuan penulis, dan pengalamannya dengan praktik akuntansi.
d.      Pendekatan etis
Inti dasar dari pendekatan etis adalah terdiri dari konsep kewajaran, keadilan, ekuitas dan kenyataan. Konsep tersebut merupakan criteria utama dari D.R Scott untuk perumusan teori akuntansi.
e.      Pendekatan sosiologi
Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh social dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan social. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.
f.  Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian perilaku dari indicator-indokator makro ekomoni yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep “kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “ kesejahteraan social”, pendekatah ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “ kesejahteraan ekonomi umum”.
Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain : (1) dintribusi kesejahteraan (2) tingkat resiko agragat dan alokasi resiko diantara individu (3) konsumsi dan produksi agregat (4) alokasi sumber daya antar perusahaan (5) penggunaan sumber daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan, analisis dan interpretasi dari informasi keuangan (6) penggunaan sumber daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi dari regulais, dan (7) penggunaan dari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.

F.      Pendekatan Selektif untuk Perumusan Teori Akuntansi
Secara umum, perumusan siatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan. Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literature : pendekatan peraturan, pendekatan perilaku serta pendekatan kejadian, prediksi da positif

BAB 5
PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
B.   HAKIKAT STANDAR AKUNTANSI
Standar akuntansi biasanya terdiri atas tiga bagian:
1. diskripsi masalah yang harus dipecahan
2. diskusi dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori  fundamental)
3.selanjutnya, sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan.
Edey membagi persyaratan-persyaratan standar menjadi empat tipe utama: Tipe 1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang mereka gunakan.
Tipe 2 ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-laporan akuntansi.
Tipe 3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangan sendiri.                                                        Tipe 4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi (penilaian) aktiva dan penetuan laba yang telah disetujui.

Alasan mengapa standar harus dibuat adalah:
1.standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan penyelenggaraan sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi. Informasi ini dianggap jelas, konsisten, andal dan dapat diperbandingkan.
2.standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam menjual keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.
3.standar memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang diangap sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi ekonomi serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran sosial lainnya.
4.standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi. Penyebarluasan sebuah standar yang menciptakan banyak kontroversi dan perdebatan baik dalam lingkaran praktik maupun akademis, adalah lebi baik daripada sikap apatis.

II.  TUJUAN PENETAPAN STANDAR
Terdapat 3 pendekatan yang dapat dilakukan, perbedaannya terletak pada sasaran pelaporan keuangan,:
1.  pendekatan ketepatan penyajian:
a.       mendukung pelaporan secara netral dan pencarian ketepatan penyajian melalui proses penetapan standar.
b.      Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan informasi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan para pengguna. Jika informasi yang diberikan sudah tepat dan dipilih berdasarkan kebutuhan dari para pengguna, maka para penggunalah yang bertindak sebagai pengambil keputusan.
2.      pendekatan konsekuensi ekonomi
a.       mendukung pengadopsian standar yang akan memberikan konsekuensi ekonomi yang baik daripada konsekuensi ekonomi yang buruk.
b.      Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan sinyal-sinyal informasi yang akan mengarahkan keputusan para pengguna informasi. Secara pragmastis para pembuat kebijakan yang akan bertindak selaku pembuat keputusan.
3.      pendekatan kritikal interpretatif
a.       bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai suatu instrumen perubahan sosial. Hal ini timbul dari adanya kesadaran bahwa dalam kebijakan akuntansi pada dasarnya adalah suatu hal politik dilihat ahwa mereka beroperasi untuk kebaikan dari berberapa kelompok dalam masyarakat dan memberikan kerugian bag kelompok yang lainya.

Manfaat manfaat yang dapat diberikan oleh praktek alternatif pelaporan keuangan dinyatakan dalam lima premis filosofi dari pelaporan keuangan eksternal, yaitu:
Premis 1: Realisme eksternal (objektivitas ontologi dan subjektivita ontologi) Eksistensi dari kenyataan eksternal adalah independen terhadap laporan keuangan yang mencoba untuk menyajikannya Merujuk pada tingkat kesesuian antara skema-skema pelaporan keuangan dan kenyataan eksternal yang seharusnya disajikan.
Premis 2: Toeri kebenaran yang berkesesuaian (ketepatan penyajian) Suatu penyajian keuangan adalah benar jika ia sesuai atau mendekati dengan kenyataan ekonomi yang mendasari dan seharusnya ia sajikan
Premis 3: Relativisme konseptual dari skema pelaporan keuangan Seluruh sistem penyajian, seperti kerangka konseptual adalah ciptaan manusia. Sistem penyajian yang berbeda dapat digunakan untuk mempresentsikan kenyataan yang sama.
Premis 4: Pertimbangan subjektif (subjektivitas epistemologi) Penilaian akuntan mengenai hal-hal yang dinyatakan sebagai gambaran yang valid dari realitas ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor-kebudayaan, ekonomi, politik, psikologi dll. Sasaran epistemologi absolut adalah tidak memungkinkan karena seluruh penilaian akuntansi dibuat dari suatu sudut pandang yang tergantung kepada bermacam-macam pengukur dan bias-bias pengukuran, dimotivasi oleh faktor-faktor pribadi dan berada dalam konteks historis tertentu. merujuk pada subyektivitas epistemologi
Premis 5: Komitmen terhadap rasionalisme (objektivitas epistemologi) Pengetahuan adalah objektif secara epistemologi sejauh mana masyarakat dapat menyetujui kritieria yang digunakan untuk mengevaluasi justifikasi atau bukti dari asersinya. Adanya pemikiran bahwa pengetahuan memiliki penyajian yang benar dalamnya yang mana kita dapat memberikan semacam justifkasi atau bukti adalah dasar dari ilmu rasional Barat, pemikiran akan proses yang seharusnya dalam penetapan standar, dan permintaaan akan jasa-jasa atestasi. Merujuk pada objektivitas dari pertimbangan akuntansi

III. ENTITAS-ENTITAS YANG BERKEPENTINGAN DENGAN STANDAR AKUNTANSI
A.    Individual dan Kantor Akuntan Publik
Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka untuk secara independen mensertifikasi laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.
B.     American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)
AICPA adalah organisasi pengkoordinir profesional bagi para praktisi CPA di AS.
C.American Accounting Association (AAA)
AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam peningkatan praktik dan teori akuntansi.
C.     Financial Accounting Standards Boards (FASB)
FASB menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat standar akuntansi.
D.    Securities and Exchange Commission (SEC)
Dibentuk oleh UU Kongres pada tahun 1934, Badan Pengawas Pasar Modal AS (SEC) terutama bertanggungjawab untuk menyelenggarakan administrasi berbagai hukum yang dimasksudkan untuk mengatur sekuritas dan untuk memastikan ketepatan dari pelaporan keuangan dan pengungkapan perusahaan-perusahaan Amerika
E.     Organisasi Profesional Lainnya
Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatatan standar akuntansi di negaranya masing-masing. Contohnya IAI di Indonesia.
F.      Para Pengguna Laporan Keuangan
a.Pengguna langsung meliputi:
i.Pemilik perusahaan dan para pemegang sahamnya
ii.Kreditur dan pemasok
iii.Manajemen perusahaan
iv.Otoritas perpajakan
v.Pekerja dalam suatu organisasi
vi.Para pelanggan
b.Pengguna tidak langsung meliputi:
i.Analis dan penasihat keuangan
ii.Bursa saham
iii.Pengacara
iv.Pihak-pihak yang berwenang dalam pengaturan atau pendaftaran
v.Pers keuangan dan agen-agen pelaporan
vi.Asosiasi perdagangan
vii.Serikat pekerja
viii.Pesaing
ix.Masyarakat umum
x.Departemen pemerintah lainnya
G.    Konstituen dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri atas:
1.      Para investor
a.Terdiversifikasi vs tidak terdiversifikasi
b.Aktif vs pasif
c.Profesional vs Non profesional
2.      Perantara Informasi
a.Analis Keuangan
b.Agen Pemeringkat Obligasi
c.Agen Pemeringkat Saham
d.Layan Penasihat Investasi
e.Perusahaan Pialang
3.      Para Regulator
a.FASB
b.SEC
c.Kongres
4.      Manajemen
a.Perusahaan besar vs perusahaan kecil
b.Perusahaan publik vs Perusahaan pribadi
5.         Auditor
a.Nasional vs Lokal
b.Praktik SEC vs Praktik non SEC
Para pengguna memiliki sekumpulan tujuan yang beragam dan saling bertentangan yang membutuhkan informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1.Laporan keuangan untuk tujuan umum
2.Laporan keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna tertentu
3.Penggungkapan-penggungkapan yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para penggunanya.
IV. SIAPA YANG BERWENANG MENETAPKAN STANDAR?
A.    Teori-teori Regulasi
Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancang serta dioperasikan terutama untuk kepentingannya sendiri. Terdapat dua kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
1.      Teori-teori kepentingan publik, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai suatu jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak efisien dan tidak adil. Terutama dibuat untuk memberikan perlindungan dan kebaikan bagi masyarakat umum.
2.      Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan kepentingan khusus, dengan maksud untuk memaksimalkan laba dari para anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah:
i.Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik: penggunaan kekuatan politik untuk memperoleh kendali regulatoris.
ii.Teori regulasi ekonomi: kekuatan ekonomi

B.     Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak
1.      Mendukung opini pasar yang tidak diregulasi: perusahaan mempunyai insentif untuk memberikan laporan secara sukarela karena kalau tidak, dapat diartikan sebagai berita buruk.
2.      Mendukung pasar yang diregulasi: menggunakan argumentasi kepentingan publik, dan kebutuhan untuk mencapai sasaran sosial yang diinginkan, antara lain kewajaran dari pelaporan, infomasi yang simetris dan perlindungan para investor. Kegagalan pasar mungkin diakibatkan dari:
i.Keengganan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri karena ia merupakan pemasok monopoli dari informasi tersebut
ii.Terjadinya kecurangan
iii.Kurangnya produksi informasi akuntansi sebagai barang publik.
C.     Pendekatan Pasar Bebas
Asumsi dasar: informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama seperti barang atau jasa lainnya. Oleh karena itu, ia menjadi subjek atas kekuatan permintaan dan kekuatan pasok. Hasilnya adalah jumlah optimal dari informasi yang diungkapkan pada harga yang optimal. Oleh karenanya pasar dinyatakan sebagai suatu mekanisme yang ideal untuk menentukan jenis-jenis informasi yang harus diungkapkan, penerima dari informasi dan standar akuntansi yang mengatur pembuatan informasi semacam itu.
Kegagalan pasar secara eksplisit dengan asumsi bahwa baik jumlah atau mutu dari informasi akuntansi berbeda dari nilai optimum sosial.
Kegagalan pasar secara implisit dalam pasar pribadi informasi akuntansi:
1.Kendali monopoli atas informasi oleh manajemen
2.Investor yang naif
3.Fiksasi fungsional
4.Angka-angka yang menyesatkan
5.Prosedur yang berbeda-beda
6.Kurangnya objektivitas
D.    Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Swasta
Asumsi: kepentingan publik dalam akuntansi akan terpenuhi dengan baik jika pembuatan standar diserahkan kepada sektor swasta.
Di Amerika, pembuatan standar swasta melibatkan Committee on Accounting Prosecudes dan Financial Accounting Standard Board.
Mengingat FASB saat ini adalah badan penyusun standar yang ada di sektor swasta, maka akan digunakan untuk menggambarkan keunggulan dan kelemahan dari standar akuntansi yang diatur oleh sektor swasta.


Keunggulan:
1.      FASB tampaknya responsif terhadap berbagai konstituennya.
2.      FASB tampaknya mampu menarik, sebagai anggota atau sebagai staf, orang-orang yang memiliki kemampuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan pengukuran alternatif dan sistem pengungkapan
3.      FASB tampaknya berhasil menumbuhkan respon dari konstituen pokoknya dan dalam menjawab input tersebut.

Kelemahan:
1.      FASB kurang memiliki wewenang hukum dan kekuatan untuk menegakkan pelaksanaannya
2.      FASB sering mendapat tuduan kurang independen dari para konstituennya yang utama, kantor akuntan publik dan perusahaan-perusahaan.
3.      FASB sering kali dituduh lambat dalam merespon masalah-masalah besar yang merupakan hal yang sangat penting bagi para konstituennya.
E.Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Publik
Argumentasi yang mendukung regulasi sektor publik atas standar akuntansi:
a.       Ada opini umum bahwa proses inovasi dalam akuntansi bergantung kepada peran dari badan-badan pemerintah seperti SEC sebagai pengganggu yang kreatif.
b.      Terdapat perdebatan bahwa struktur dari regulasi sekuritas yang ditetapkan oleh Securities Act tahun 1933 dan 1934 melindung para investor dari kecurigaan terjadinya penyalahgunaan.
c.       SEC dimotivasi oleh keinginan untuk menciptakan suatu tingkat pengungkapan publik yang dianggap perlu dan memadai dalam pengambilan kptusan
d.      Berbeda dengan FASB, SEC dijamin oleh legitimasi yang lebih tinggi melalui wewenang hukumnya yang jelas
e.       Beberapa klaim mengatakan bahwa sektor swasta harus diawasi dan dikendalikan karena beberapa tujuannya yang kadang bertentangan dengan kepentingan umum
f.                   Financial Accounting Fairness Act, meminta SEC untuk memberikan suaranya pada ketetapan-ketetapan dari FASB sebelum perusahaan-perusahaan diharuskan untuk mematuhinya.
Argumen-argumen yg menentang regulasi sektor publik terhadap standar akuntansi:
a.       Adanya opini umum bahwa akan terjadi peningkatan biaya perusahaan yang tinggi dalam usahanya untuk mematuhi regulasi pemerintah akan informasi
b.      Beberapa orang berpendapat bahwa para birokrat memiliki kecenderungan untuk memaksmalkan total anggaran departemen mereka.
c.       Ada bahaya yang terkandung bahwa penetapan standar mungkin dapat semakin dipolitisasi
d.      Beberapa orang telah mempertanyakan perlunya suatu sistem penyelengaraan yang dibantu oleh kekuatan polisi
V.  LEGITIMASI PROSES PENETAPAN STANDAR
A.    Prognosis Pesimistik
Legitimasi proses penetapan standar kadang dhubungkan dengan kemampuannya untuk membuat sistem akuntansi yang optimal, yaitu suatu sistem yang ekspektasi pengembaliannya kepada seorang pengguna yang menerapkan sebuah strategi keputusan yang optimal adalah lebih besar dari atau sama dengan pengembalian yang serupa dari sistem alteranatif yang lain. Debat mengenai kemungkinan tercapainya sistem akuntansi yang optimal dicetuskan oleh penggunaan teorema ketidakmungkinan oleh Demski mengemukakan pandangan bahwa:
1. proses penetapan standar akuntansi harus mampu memuaskan kondisi Arrow agar dapat dikatakan sah
2.tidak ada kumpulan standar yang akan selalu mencari alternatif-alternatif baru yang berkaitan dengan keinginan dan kepercayaan.
Prognosis pesimistik menyimpulkan bahwa usaha-usaha untuk menggunakan standar tampaknya tidak akan memberikan hasil, bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang optimal sepertinya tidak pernah ada.
B.    Prognosis Optimistik
1.Cushing memberikan prognosis optimistik mengenai banyaknya jumlah tanggung jawab dari prinsip akuntansi yang optimal, dengan syarat bahwa asumsi dari para pengguna heterogen dan asumsi-asumsi yang mendasarinya paradoks Arrow tidak digunakan.
2.Bromwich menawarkan kemungkinan adanya standar akuntansi parsial; standar untuk satu atau lebih masalah akuntansi, yang dibuat dengan terisolasi dari standar atau masalah-masalah akuntansi lainnya.
3.Chambers, mengusulkan suatu sekolah kebutuhan yang mengasumsikan adanya norma atau standar ideal yang berlaku silang di beberapa situasi tertentu.
Baik Cushing, Bromwich maupun Chambers menunjukkan bahwa di bawah kondisi-kondisi tertentu yang membatasi masih dimungkinkan untuk memilih standar akuntansi tanpa harus mengisolasi persyaratan Arrow.
Masih ada masalah yang belum terpecahkan yaitu penegasan legitimasi FSAB. Johnson dan Solomon menggunakan Kalkulus konstitusional individualistik yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa sebuah proses atau institusi akan memiliki legitimasi jika ia terus dapat diterima oleh para konstituennya. Kalkulus konstitusional individualistik menetapkan legitimasi dari FASB didasarkan pada:

1.kemampuannya untuk memberikan perlindungan prosedural yang memadai
2.kemampuannya dalam menentukan pembatasa-pembatasan pada kumpulan pilihan yang memadai untuk memastikan tercapainya hasil yang dapat diterima
3.keseimbangan prosedural dan pengendalian hasil yang dimiliki oleh proses penetapan standar dari FASB.
VI. STANDAR AKUNTANSI YANG BERLEBIHAN
Standar akuntansi yang berlebihan termasuk didalamnya:
1.standar yang terlalu banyak
2.standar yang terlalu detail
3.tidak ada standar yang tegas, membuat pemilihan suatu aplikasi menjadi sulit
4.standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam kebutuhan dari para pembuat, pengguna, dan CPA.
5.standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara:
a.entitas publik dan nonpublik
b.lapran keuangan tahunan dan interim
c.perusahaan-perusahaan besar dan kecil
d.laporan keuangan yang telah diaudit dan belum diaudit
6.pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit atau kedua-duanya.

A.   Dampak dari Standar Akuntansi yang Berlebihan
Jumlah yang besar, kesempitan dan kekakuan dari standar akuntansi dapat memberikan dampak yang serius bagi pekerjaan yang dilakukan oleh para akuntan, nilai dari informasi keuangan bagi pengguna dan keputusan bisnis yang dibuat oleh manajemen. Contohnya kegagalan audit karena akuntan kehilangan fokus dalam audit dan lupa untuk melakukan prosedur-prosedur audit mendasar, pengguna mengalami kebingungan karena jumlah dan kompleksitas yang diminta oleh standar yang ada, biaya pemenuhan standar yang lebih besar daripada manfaatnya untuk perusahaan kecil.

B.    Solusi bagi Masalah Standar Akuntansi yang Berlebihan
Kemungkinan kemungkinan yang diusulkan oleh Special Committee on Accounting Standard dari AICPA:
1.Tidak ada perubahan; tetap status quo
2.satu kumpulan GAAP yang terpisah bagi entitas-entitas tertentu, seperti perusahaan-perusahaan non publik kecil.
3.perubahan dalam GAAP untuk menyederhanakan aplikasinya terhadap seluruh perusahaan bisnis


4.membuat pengungkapan yang berbeda dan alternatif-alternatif pengukuran
5.perubahan dalam standar CPA untuk pelaporan laporan keuangan
6.satu alternatif dari GAAP sebagai dasar pilihan dalam menyajikan laporan keuangan.
Dari semua pendekatan diatas, yang direkomendasikan adalah pengungkapan yang berbeda dan pengukuran alternatif untuk perusahaan-perusahaan non publik kecil. Salah satu jalan untuk mengimplementasikan pendekatan ini adalah mengecualikan mereka dari persyaratan-persyaratan mendetail dari tiap standar. Dasar ini dapat berupa publik vs non publik, atau pengujian ukuran berdasarkan atas nilai aktiva.
VII. PILIHAN DALAM AKUNTANSI
Di dalam situasi pasar yang tidak sempurna dan tidak lengkap, permintaan akan akuntansi dan regulasi akuntansi memberikan usulan bahwa pengungkapan akuntansi dan kontrak-kontrak yang berdasarkan atas akuntansi adalah merupakan cara yang efektif dalam mengatasi ketidaksempurnaan pasar. Pengungkapan akuntansi dan kontrak berdasarkan akuntansi adalah hasil dari suatu pilihan dalam akuntansi, sebuah pilihan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi output dari sistem akuntansi dengan cara tertentu. Motivasi (kategori sasaran) dilakukannya pilihan dalam akuntansi:
1.pembuatan kontrak (perspektif pembuatan kontrak yang efektif),
2.pemberian harga atas aktiva,
3.mempengaruhi pihak-pihak eksternal, seperti Internal Revenue Service, regulator pemerintahan, pemasok, para pesaing, dan negosiator serikat buruh.
VIII. STRATEGI PENETAPAN STANDAR BAGI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
Karakteristik negara berkembang umumnya adalah memiliki sistem akuntansi yang secara relatif kurang memadai dan kurang dapat diandalkan serta institusi-institusi yang umumnya baru dan belum teruji. Ada empat jenis strategi yaitu pendekatan evolusioner, pendekatan transfer teknologi, penggunaan standar akuntansi internasional dan strategi situasional.
A.Pendekatan Evolusioner:
Negara berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun pengaruh dari luar.
Proses pembelajaran datang dari pengalaman-pengalaman lokal dan bukan pengalaman internasional. Diasumsikan para mitra asing akan menyesuaikan aturan-aturannya sendiri jika mereka ingin tetap terus membina perdagangan dengan negara tersebut dan/atau mempertahankan operasinya.
Kelemahan: tidak tersedianya teknologi akuntansi yang memadai tidak hanya menghalangi perusahaan lokal namun juga perusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut.
B.Pendekatan Transfer Teknologi
Pengembangan melalui transfer teknologi berasal dari operasi dan aktivitas kantor akuntan internasional, perusahan multinasional dan para akademisi yang berpraktik di negara berkembang, atau berbagai perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
Belverd Needles, Jr. Mengusulkan sebuah kerangka konseptual dimana suatu negara dapat merumuskan strategi untuk melakukan transfer teknologi akuntansi internasional sebagai bagian dari rencana ekonomi keseluruhannya. Rencana tersebut memuat subrencana yang merupakan strategi untuk melakukan transfer teknologi akuntansi yang terdiri atas:
i.Tujuan tujuan bagi transfer teknologi akuntansi
ii.Strategi
iii.Saluran melakukan transfer
iv.Tingkatan-tingkatan dari teknologi akuntansi.
Tiga jenis teknologi, individu, organisasi dan profesional independen didefinisikan sbb:
T1: tingkat pengetahuan teknis yang dimiliki oleh individual
T2: tingkat kecanggihan teknik akuntansi yang digunakan oleh pemerintah dan organisasi-organisasi bisnis.
T3: tingkat kemajuan dari suatu profesi akuntansi independen.
Selain manfaat langsung bagi negara berkembang, ternyata terdapat biaya yg dapat diasosiasikan sbb:
i.Transfer dari teknologi yang salah atau tidak dapat diterapkan.
ii.Kurangnya infrastruktur yang memadai untuk penerapan teknologi dengan tepat.
iii.Meningkatnya ketergantungan terhadap ahli dari luar.
iv.Kurangnya insentif yang diberikan untuk mengembangkan standar lokal, dan
v.Hilangnya harga diri yang merupakan hal yang menakutkan bagi beberapa kelompok budaya.
C.Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
Adalah bergabung dengan Internasional Accounting Standards Committee (IASC) atau badan standar internasional lainnya.
Keuntungan:
i.Memperkecil biaya persiapan dan pembuatan standar akuntansi.
ii.Bergabung dengan harmonisasi internasional.
iii.Memfasilitasi pertumbuhan investasi asing.
iv.Memungkinkan profesi ini meniru standar profesional atas perilaku dan perbuatan yang telah dibuat dengan baik.
v.Melegitimasi statusnya sebagai anggota dengan status penuh dari komunitas internasional.
Kelemahan: transaksi yang terjadi di negara-negara maju dapat sama sekali tidak relevan untuk beberapa negara berkembang karena transaksi transaksi tersebut kemungkinan kecil terjadi atau mungkin dapat terjadi dengan cara yang lebih spesifik untuk konteks negara berkembang.
D.Strategi Situasional
Atau dikenal sebagai ”pengembangan standar akuntansi dengan didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang lingkungan yang mendasarinya”.
Strategi ini meminta dilakukannya pertimbangan pada faktor-faktor diagnostik yang menentukan pengembangan akuntansi di negara-negara berkembang.
Faktor faktor tersebut adalah linguistik kultural, politik dan hak-hak sipil, ekonomi dan karakteristik demografis, serta lingkungan hukum dan perpajakan negara yang bersangkutan.