PT Garuda Indonesia Tbk akan menerbitkan obligasi berkelanjutan (penawaran umum berkelanjutan/PUB) dengan nilai total mencapai Rp 7 triliun. Untuk tahap awal, maskapai pelat merah ini akan menerbitkan sebanyak Rp 2 triliun.
Seorang eksekutif yang mengetahui rencana itu menjelaskan, dana akan digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis perseroan. Sekuritas BUMN, PT Mandiri Sekuritas dan Bahana Securities, ditunjuk sebagai penjamin emisi surat utang tersebut.
"Kebutuhan untuk membiayai ekspansi bisnis cukup besar, sehingga perlu dana melalui penerbitan obligasi ini," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (10/6/2013).
Kompas.com hingga berita ini diturunkan belum berhasil mengonfirmasi Juru Bicara Garuda Indonesia, Pujobroto. Namun beberapa waktu lalu, para pemegang saham telah menyetujui rencana penerbitan obligasi. Pada bulan ini, jumlah surat utang yang akan diterbitkan mencapai Rp 2 triliun.
Sementara itu pada akhir bulan lalu, Garuda Indonesia telah mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar 40 juta dollar AS atau sekitar Rp 392 miliar dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Garuda menyatakan dana yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan ekspansi bisnis, termasuk membayar pra-pengiriman pesawat. "Fasilitas tersebut menawarkan syarat dan bunga yang lebih rendah dari kondisi pasar saat ini," tulis manajemen.
Adapun tenor pinjaman tersebut selama 24 bulan, dengan periode ketersediaan selama 6 bulan terhitung sejak 29 Mei 2013 atau saat ditandatanganinya kredit, dan bunga yang dikenakan sebesar Libor + 3,75 persen. Saat ini Libor 12 bulan berada dilevel 0,6 persen, sehingga Garuda harus membayar bunga atas pinjaman tersebut sebesar 4,35 persen.
sumber kompas.com