Manfaat Jurnal Koreksi Dan Jurnal Penyesuaian Untuk Bisnis Anda

Jurnal Penyesuaian dan jurnal koreksi adalah dua jenis jurnal yang sangat bermanfaat dalam proses pembuatan Laporan Keuangan, baik laporan keuangan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur atau industri pengolahan.
Jurnal koreksi adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk membuat koreksi terhadap kesalahan.
Sedangkan jurnal penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk melakukan proses penyesuaian terhadap transaksi-transaksi bisnis tertentu.
Selengkapnya mari ditelisik satu-per-satu…

01. Pengertian, Manfaat, Dan Contoh Jurnal Koreksi 

Cara Membuat Jurnal Koreksi
Sebagai manusia, human error dan kesalahan teknis lain yang tidak disengaja kadangkala terjadi saat menyusun laporan keuangan, seperti:
  • kesalahan memasukkan jumlah angka yang benar,
  • kesalahan posting ke jurnal yang sesuai
  • kesalahan tidak tercatatnya transaksi.
Walaupun kita sudah hati-hati, namun kesalahan seperti itu terkadang masih terjadi.
Lalu bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut? inilah salah satu manfaat penting dari jurnal penyesuaian dan Jurnal Koreksi.
Misalnya saat menghitung nilai persediaan, maka perlu penyesuaian dengan membuat jurnal penyesuaian di akhir periode.
Oleh karena itu, kali ini blog manajemen keuangan akan membahas kedua jenis jurnal tersebut.
Dan seperti biasanya lengkap beserta contoh jurnal penyesuaian dan contoh jurnal koreksi dari kasus riil dan praktis serta bisa langsung diterapkan.
Bukan teori doang 🙂
yuk dilanjut pembahasannya….

A. Pengertian Jurnal Koreksi

pengertian jurnal koreksi
Pengertian Jurnal koreksi atau pembetulan (Correction Entry) adalah jurnal khusus yang dibuat untuk memperbaiki kesalahan jurnal, seperti kesalahan dalam mencatat nilai atau kesalahan dalam mengklasifikasikan akun.
Pembuatan jurnal koreksi sangat diperlukan pada pekerjaan akuntansi yang dilakukan secara manual maupun dengan software akuntansi.
Pencoretan atau penggunaan tipex sangat tidak dianjurkan dalam pencatatan akuntansi karena hal itu dapat menimbulkan keraguan.
Ada yang beranggapan bila pekerjaan akuntansi sudah menggunakan software akuntansi perbaikan kesalahan jurnal dapat dilakukan secara langsung pada jurnal yang salah.
Yaitu dengan cara mengganti nilainya atau menghapus jurnal yang salah dan menggantinya dengan jurnal yang baru.
Namun sebaiknya lakukan pembetulan dengan jurnal koreksi.

B. Manfaat Jurnal Koreksi

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan membuat jurnal koreksi, yaitu:
  • Kita akan tahu histori sebuah transaksi,
  • Pekerjaan lebih sistematis dan terstruktur,
  • Melatih kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain juga dengan sistematis serta terstruktur.
Selain itu akan melatih diri kita untuk tidak terbiasa melakukan jalan pintas.
Sedikit-sedikit tip-ex atau delete, namun akan berpikir bagaimana cara membetulkan kesalahan tersebut dengan benar.

C. Contoh Jurnal Koreksi

Jurnal Koreksi adalah
Agar kita benar-benar memahami alur pembuatan jurnal koreksi, yuk kita ikuti dua contoh transaksi keuangan berikut ini:

#1: Contoh jurnal koreksi 01:

Pada tanggal 15 Januari 2017 PT Kursus Akuntansi MyCom membayar fee pengajar sebesar Rp 1.525.000,-
Atas transaksi tersebut karyawan bagian akuntansi membuat jurnal akuntansi sebagai berikut :
( Debit ) Fee Pengajar Rp. 1.252.000,-
( Kredit ) Bank Mandiri             Rp. 1.252.000,-
Setelah diperiksa ternyata terdapat kesalahan dalam pencatatan jurnal transaksi di atas.
Pada jurnal di atas, nilai nominal yang seharusnya Rp. 1.525.000, dicatat Rp. 1.252.000.
Jadi ada kekurangan pencatatan sebesar Rp. 273.000,-.
Untuk membetulkan kesalahan pencatatan di atas dapat dilakukan dengan dua cara, pertama kita dapat langsung mengganti angka nominal tersebut baik dengan tipex maupun delete, tanpa membuat jurnal koreksi.
Kedua, dengan memperbaiki kesalahan jurnal. Caranya dengan membuat jurnal koreksi.
Sebelum membuat jurnal koreksi terlebih dahulu kita membuat jurnal pembalik terlebih dahulu agar saldo masing-masing akun kembali ke nilai semula.
Jadi jurnal pembalik adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk mengembalikan ke kondisi semula.
Dan Jurnal pembalik dari transaksi di atas adalah sebagai berikut :
( Debit ) Bank Mandiri Rp. 1.252.000,-
( Kredit ) Fee Pengajar              Rp. 1.252.000,-
Setelah saldo akun kembali ke posisi semula, selanjutnya kita membuat jurnal dengan nilai nominal yang benar sebagai berikut :
( Debit ) Fee Pengajar Rp. 1.525.000,-
( Kredit ) Bank Mandiri             Rp. 1.525.000,-
Mudah kan? 🙂

#2: Contoh jurnal koreksi 02:

Berikutnya dalam contoh kedua kali ini adalah terjadi kesalahan dalam mengklasifikasikan akun.
Contoh jurnal koreksi
Misalnya tanggal 17 Januari 2017 PT Kursus Akuntansi MyCom memperoleh pendapatan bunga bank dari Bank Mandiri sebesar Rp. 500.000,- dan dari Bank Muamalat Rp. 250.000,-.
Atas transaksi tersebut, karyawan bagian akuntansi melakukan pencatatan sebagai berikut :
(Debit) Bank Mandiri      Rp. 500.000,-
(Debit) Bank Muamalat  Rp. 250.000,-
(Kredit) Pendapatan                Rp. 750.000,-
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terdapat kesalahan dalam mengklasifikasikan akun, yang seharusnya masuk ke akun pendapatan bunga bankdicatat pada akun pendapatan.
Atas kesalahan ini, karyawan bagian akuntansi tersebut akhirnya membuat jurnal koreksi untuk memperbaikinya.
Ketika membuat jurnal koreksi, tidak bisa langsung melawankan akun pendapatan dengan akun pendapatan bunga bank karena sama-sama bersaldo kredit.
Untuk itu dibuat jurnal pembalik terlebih dahulu agar saldo masing-masing akun kembali ke nilai semula.
Jurnal pembaliknya seperti ini :
(Debit) Pendapatan        Rp. 750.000,-
(Kredit) Bank Mandiri               Rp. 500.000,-(Kredit) Bank Muamalat           Rp. 250.000,-
Setelah saldo akun kembali ke posisi semula, kemudian dibuat jurnal dengan akun yang benar seperti ini :
(Debit) Bank Mandiri      Rp. 500.000,-
(Debit) Bank Muamalat  Rp. 250.000,-
(Kredit) Bunga  Bank                Rp. 750.000,-
Selain contoh-contoh yang sudah saya sajikan, fungsi jurnal koreksi berlakuk juga untuk ‘membetulkan’ kesalahan pencatatan transaksi bisnis lainnya, misalnya transaksi diskon dan retur penjualan.
Masih mudah kan? 🙂

02. Pengertian, Manfaat, dan Contoh Jurnal Penyesuaian

jurnal penyesuaian

A. Definisi Jurnal Penyesuaian

Definisi jurnal penyesuaian atau Adjustment Entry adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai saldo akun-akun tertentu agar sesuai dengan nilai yang sebenarnya.
Manfaat jurnal penyesuaian adalah untuk membuat proses updating terhadap transaksi-transaksi tertentu agar sesuai dengan kondisi nyata.
Beberapa contoh akun yang memerlukan penyesuaian adalah akun biaya dibayar dimuka, akumulasi penyusutan aset tetap, pendapatan diterima dimuka, beban sewa, pemakaian perlengkapan kantor, dan persediaan.

B. Contoh Jurnal Penyesuaian

contoh jurnal penyesuaian
Kali ini saya ingin memberikan contoh data akun yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode akuntansi.

#1: Contoh jurnal penyesuaian biaya sewa dibayar di muka:

Misalnya pada tanggal 1 Januari 2017 PT Kursus Akuntansi MyCom membayar perpanjangan sewa kantor untuk 2 tahun ke depan sebesar Rp. 24 juta.
Atas transaksi tersebut di atas maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :
(Debit) Sewa Dibayar Dimuka Rp. 24.000.000,-
(Kredit) Bank Mandiri                              Rp. 24.000.000,-
Jurnal penyesuaian sewa yang telah terpakai di akhir Januari 2017 adalah sebagai berikut :
(Debit) Beban Sewa                 Rp. 100.000,-
(Kredit) Sewa Dibayar Dimuka               Rp. 100.000,-
Perhitungannya :
Sewa kantor selama 2 tahun         = Rp. 24.000.000,-
Beban Sewa tiap bulan                   = Rp. 24.000.000,- / 24  = Rp. 100.000,-

#2: Contoh jurnal penyesuaian persediaan barang dagangan

Fungsi Jurnal Penyesuaian
Pada tanggal 1 Desember 2016 PT MyCom Retail memiliki persediaan barang dagangan senilai Rp. 550.000,-.
Selama bulan Desember 2016 melakukan pembelian senilai Rp. 1.000.000,-.
Retur pembelian Rp. 100.000,-. Persediaan barang dagangan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp. 350.000,-.
Jurnal penyesuaian persediaan akhir barang dagangan adalah sebagai berikut:
(Debit) Harga Pokok Penjualan                   Rp.1.100.000,-(Debit) Persediaan barang 31/12/2016       Rp.   350.000,-
(Debit) Retur Pembelian                             Rp.   100.000,-
(Kredit) Pembelian                                      Rp.1.000.000,-
(Kredit) Persediaan barang 1/12/2016       Rp.   550.000,-
Perhitungan harga pokok penjualan:
Persediaan 1/12/2016                    = Rp.    550.000,-
Pembelian                                         = Rp. 1.000.000,-
Retur Pembelian                              = Rp.    100.000,-
Persediaan barang siap jual           = Rp. 1.450.000.-
Persediaan 31/12/2016                  = Rp.    350.000,-
Harga Pokok Penjualan                = Rp. 1.100.000,-
Dan bila Anda ingin mengetahui contoh-contoh jurnal penyesuaian lainnya, bisa baca di: 2 contoh jurnal penyesuaian untuk mendukung usaha Anda.

03. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan di atas kita mengetahui manfaat penting dari jurnal penyesuaian dan koreksi.
Walaupun kita sudah berusaha maksimal, namun kesalahan terkadang masih terjadi, misalnya salah mencatat nilai transaksi akuntansi, sehingga perlu pembetulan. Ini salah satu manfaat dari jurnal koreksi.
Demikian juga dengan manfaat jurnal penyesuaian, sangat vital teman!
Karena ada jenis transaksi-transaksi akuntansi yang karena kondisi, waktu atau termtertentu memerlukan penyesuaian di akhir periode akuntansi. Inilah salah satu peran penting jurnal penyesuaian.
Dengan contoh aplikasi jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi yang telah kami sajikan di atas, harapan kami anda bisa meng-aplikasikannya dalam pekerjaan dan bisnis anda.
Apalagi bila didukung dengan perangkat sederhana dan powerful SOP,
Maka, siklus akuntansi di perusahaan anda pun moga lebih lancar dan cepat, wuzz, wuzz, wuzzz…
Moga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar