Beberapa waktu lalu ada seorang sahabat ‘kenthel & plek” yang baru saja ikut tes di sebuah perusahaan yang menanyakan tentang cara membuat laporan keuangan.
Awalnya agak kaget dan kedengaran aneh ditelingaku, karena ia seorang yang pernah belajar akuntansi keuangan.
Setelah ngobrol ‘ngalor-ngidul‘ akhirnya ketemu juga penyebabnya, bahwa ia ingin memastikan apakah laporan keuangan yang disusun saat tes kerja sudah benar atau belum?
“oh, ternyata seperti itu” gumamku.
Ternyata, ia baru saja mengikuti tes kerja untuk posisi Accounting & Tax Manager. Ia bercerita bahwa dalam tes tersebut terdapat soal untuk menyusun laporan keuangan sederhana.
Awalnya ia tidak memperkirakan akan menghadapi soal seperti itu, karena berdasarkan pengalaman selama ini, materi tes untuk level manajer, kebanyakan menyangkut leadership, strategi dan kebijakan.
Lalu, bagaimana cara membuat laporan keuangan yang benar?
yuk ikuti langkah-langkah menyusun laporan keuangan berikut ….
01. Cara Membuat Laporan Keuangan
Teringat kata seorang teman pengembang software akuntansi Mas David Yulianto, bahwa:
“Akuntansi itu tidak sulit, tapi MENANTANG”
Tepat dan saya setuju dengan statement itu!
Memang akuntansi tidak sulit, tapi tidak mudah juga.
Selama ada kemauan dan mau menjalani prosesnya dengan sungguh-sungguh, tidak ada sesuatu yang sulit.
Demikian juga dengan akuntansi, bila kita punya niat dan mau belajar semuanya jadi terasa mudah 🙂
Bagaimana pendapat Anda?
***
Untuk me-refresh kembali pengetahuan dasar kita tentang laporan keuangan, tidak ada salahnya untuk me-review kembali langkah-langkah membuat laporan keuangan.
Prinsip dasar proses akuntansi bisa diilustrasikan seperti gambar di atas, kita bisa melihat bahwa proses akuntansi dimulai dari transaksi yang berupa bukti-bukti pembukuan yang dicatat dalam buku jurnal.
Setiap terjadi transaksi, lampiran bukti-bukti pembukuan juga dicatat dalam buku pembantu.
Tiap periode buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.
Selanjutnya di akhir periode akuntansi, dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Arus Kas.
Ingin tahu cara membuat jurnal di buku besar? Baca Begini Cara Menyusun Rekening di Buku Besar yang akan Memudahkan Penyusunan Laporan Keuangan
Ada 7 langkah yang dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yaitu:
Langkah #1: Membuat Neraca Saldo
Langkah #2: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian
Langkah #3: Membuat Neraca Lajur (daftar kerja)
Langkah #4: Membuat Laporan Keuangan Laba Rugi dan Neraca
Langkah #5: Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening
Langkah #6: Membuat neraca saldo setelah penutupan
Langkah #7: Menyesuaikan kembali rekening-rekening
Langkah 1: Membuat Neraca Saldo
Membuat neraca saldo adalah menyusun daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debit dan kredit.
Neraca saldo ini disusun bila semua jurnal sudah dibukukan ke masing-masing rekeningnya.
Penyusunan Neraca Saldo ini dilakukan sebelum membuat jurnal penyesuaian sehingga disebut juga neraca saldo yang belum disesuaikan.
Penyusunan Neraca Saldo adalah langkah pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan Neraca Lajur.
Selain itu dapat juga digunakan untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit dari seluruh rekening buku besar.
Berikut contoh neraca saldo:
Langkah 02. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian
Karena beberapa transaksi yang terjadi yang dicatat pada tanggal terjadinya itu masih tidak sesuai dengan keadaan pada akhir periode, maka perlu dikumpulkan data tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuaian.
Fungsi jurnal penyesuaian adalah membuat penyesuaian untuk transaksi tertentu. Misalnya, transaksi asuransi dibayar di muka, penyusutan aktiva tetap.
Di bawah ini contoh jurnal penyesuaian untuk transaksi tertentu :
Langkah 03. Membuat Neraca Lajur (daftar kerja)
Langkah ketiga untuk membuat laporan keuangan adalah membuat neraca lajur atau kertas kerja.
Neraca lajur (daftar kerja) merupakan suatu cara untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari langkah nomor #2 di atas.
Saldo yang sudah disesuaikan akan nampak dalam kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Laporan keuangan ini adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (Laporan Ekuitas Pemilik) dan laporan perubahan posisi keuangan.
Cara membuat laporan keuangan posisi keuangan / neraca dan laporan laba rugi dapat disusun langsung dari Neraca Lajur, karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Kolom neraca dan laba rugi dalam neraca lajur (daftar kerja) diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan neraca dan laporan laba rugi yang mudah dibaca dan dianalisa.
Langkah 05. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening dengan Jurnal Penutup
Data yang diperoleh dalam langkah nomor #2 digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuaian yang perlu dan kemudian dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.
Setelah rekening-rekening disesuaikan selanjutnya adalah membuat jurnal penutupan buku.
Jurnal penutupan adalah jurnal untuk menutup semua rekening nominal ke rekening rekening laba rugi dan memindahkan saldo rekening laba rugi ke rekening laba tidak dibagi.
Perhatikan contoh berikut ini:
Contoh jurnal penutup
Langkah 06. Membuat neraca saldo setelah penutupan
Sesudah jurnal penyesuaian dan penutupan dibukukan ke masing-masing rekeningnya maka untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka dibuat neraca saldo sesudah penutupan.
Perhatikan contoh neraca saldo setelah penutupan berikut ini:
Langkah 07. Menyesuaikan kembali rekening-rekening
Langkah ke-7 cara menyusun laporan keuangan adalah membuat jurnal penyesuaian kembali.
Pengertian Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal untuk menghapus rekening-rekening antisipasi (accrued) dan transitoris (prepaid) yang timbul dari jurnal penyesuaian akhir periode dan mengembalikannya ke rekening nominal.
Jurnal penyesuaian kembali dibuat pada hari pertama periode berikutnya dengan maksud untuk memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya.
Perlu diketahui bahwa jurnal penyesuaian kembali ini hanya untuk memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya.
Sehingga jika tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali akan diperoleh hasil yang sama dengan jika dibuat jurnal penyesuaian kembali.
Perbedaannya hanya pada jurnal yang berkaitan dengan rekening prepaid dan accrued.
Tidak semua jurnal penyesuaian akan disesuaikan kembali, namun hanya jurnal-jurnal tertentu saja.
Demikian 7 cara membuat laporan keuangan. Untuk pembahasan rinci per point dan contoh studi kasus akan dibahas dalam artikel-artikel berikutnya dalam kategori Laporan Keuangan dan Akuntansi.
1 komentar:
Posting Komentar