RINGKASAN
- Pengantar Konsep Income
1.1. Definisi Income
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut :
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.
(Belkaoui : 1993)
Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
(Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)
Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
(Stice, Skousen : 2009)
Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
1.2. Karakteristik Income
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
3) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.
1.3. Fungsi Perhitungan Income
Perolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan biaya diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :
1) Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya
2) Pengukur prestasi atau kinerja management
3) Alat motivasi bagi management dalam pengelolaan perusahaan
4) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
5) Dasar penghitungan deviden
6) Dasar pembagian kompensasi dan bonus
7) Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
8) Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang
1.4. Jenis-Jenis Income
Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.
No. |
Jenis Income |
Penerima Informasi Income |
Perhitungan Income |
1. |
Value Added |
Karyawan, Pemilik, Kreditur, dan Pemerintah |
Harga jual produk – Cost yang dikeluarkan |
2. |
Enterrprise Net Income |
Pemegang saham, Pemegang obligasi, dan Pemerintah |
(Revenue – Expenses) + (Gains – Loses) tidak termasuk Biaya bunga, Pajak penghasilan, dan Pembagian deviden |
3. |
Net Income to Investors |
Pemegang saham dan Pemegang obligasi |
Seperti butir dua, namun termasuk Pajak penghasilan |
4. |
Net Income to Shareholders |
Pemegang saham (Preffered stock dan Common stock) |
Seperti butir tiga, namun setelah dikurangi bunga obligasi |
5. |
Net Income to Residual Shareholders |
Pemegang saham Common stock |
Seperti butir empat, namun setelah dikurangi deviden Preferred Stock |
Sebagai salah satu elemen akuntansi, laba digunakan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep laba harus dipahami sebagai suatu bahasa yang dapat dikomunikasikan maksudnya kepada para pengguna. Berikut adalah ciri-ciri tiap tataran dalam Teori Komunikasi :
Tataran |
Sasaran Bahasan |
Penekanan Komunikasi |
Sintaktika |
Aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa) |
Operasional, Penandaan |
Semantika |
Aspek isi tanda bahasa (makna) |
Penafsiran, Pelambangan |
Pragmatika |
Keefektifan tanda bahasa (efek komunikatif) |
Fungsional, Pengaruh |
2.1 Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1) Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi.
2) Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan yang akan diambil dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
3) Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.
2.2 Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan dan prosedur pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.
2) Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.
3) Pendekatan Pertahanan Kapital
Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
2.3 Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.
1) Pendekatan Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
2) Pendekatan Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala akuntansi tertentu.
3. Konsep Income secara Ekonomi dan Akuntansi
Income atau laba dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dilihat dari sisi ekonomi dan sisi akuntansi.
3.1 Konsep Laba Ekonomi (Economic Income)
Laba dari sisi ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut.
3.1.1 Definisi Laba Ekonomi
Fischer (1912) mendefinisikan laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan berbagai tahapan berbeda yaitu penikmatan laba psikis, laba nyata, dan laba uang. Lindahl (1919) memiiki pandangan berbeda dengan mengaitkan konsep laba ekonomi dan bunga, lalu dihubungkan dengan peningkatan barang modal selama waktu tertentu. Sedangkan Hicks (1946) mengembangkan kedua konsep di atas dengan mendefinisikan laba ekonomi sebagai jumlah maksimum yang dikonsumsi selama suatu periode dan pada akhir periode masih memiliki kekayaan yang sama seperti pada awal periode.
3.1.2 Sifat Laba Ekonomi
Sifat-sifat laba ekonomi berdasarkan definisi Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup ke dalam tiga tahapan yaitu :
1) Physical Income
Konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dalam pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat diukur.
2) Real Income
Kepuasan terjadi karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang atau jasa. Ukuran yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)
3) Money Income
Hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
3.1.2 Konsep Laba Ekonomi
Pada laba ekonomi dikenal konsep Capital Maintenance. Konsep ini menyatakan bahwa laba muncul setelah modal yang dikeluarkan masih ada atau biaya telah tertutupi atau setelah terjadi pengembalian modal.Konsep ini dinyatakan dalam ukuran uang yang disebut Financial Capital atau dalam ukuran tenaga beli yang disebut Physical Capital. Kedua ukuran tersebut menghasilkan empat konsep yaitu :
1) Dalam ukuran uang (Financial Capital)
a) Money Maintenance
- Diukur menurut unit modal keuangan diinvestasikan
- Laba menurut konsep ini merupakan perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam satuan uang.
- Sama dengan konsep akuntansi konvensional.
b) General Purchasing Power Money Maintenance
- Diukur dengan jumlah unit daya beli yang sama.
- Laba menurut konsep ini adalah perubahan net asset setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.
- Sama dengan konsep GPLA (General Price Level Adjusted) Historical Cost Accounting.
2) Dalam ukuran tenaga beli umum (Physical Capital)
a) Productive Capacity Maintenance
- Modal fisik diukur dalam jumlah unit uang.
- Kapasitas produksi diartikan sebagai kapasitas fisik dan kapasitas untuk berproduksi.
- Sama dengan konsep Current Value Accounting.
b) General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance
- Diukur dengan unit tenaga beli yang sama.
- Kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama, dipertahankan, dan dipelihara.
- Sama dengan konsep GPLA Current Value Accounting.
3.1.4 Contoh Kasus
Untuk mempermudah dalam membedakan empat konsep capital maintenance yang telah dibahas sebelumnya, berikut contoh kasus sederhana :
PT Sipangko Jaya memiliki kekayaan bersih sebesar Rp10.000.000,00 pada tanggal 1 Januari 2000 dan pada tanggal 31 Desember 2000 menjadi Rp15.000.000,00. Untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya, diperlukan biaya Rp12.500.000,00, sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama periode itu. Hitunglah laba menurut keempat konsep capital maintenance!
1) Money Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 10.000.000,00 (-)
Laba Rp 5.000.000,00
2) GPP Money Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 10.000.000,00
Penyesuaian GPL =
10% x Rp 10.000.000,00 Rp 1.000.000,00 (+) Rp 11.000.000,00 (-)
Laba Rp 4.000.000,00
3) Productive Capacity Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi perusahaan Rp 12.500.000,00 (-)
Laba Rp 2.500.000,00
4) GPP Productive Capacity Maintenance
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,00
Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi perusahaan:
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 12.500.000,00
Penyesuaian GPL =
10% x Rp 12.500.000,00 Rp 1.250.000,00 (+) Rp 13.750.000,00 (-)
Laba Rp 1.250.000,00
3.2 Konsep Laba Akuntansi (Accounting Income)
Laba dari sisi akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dan biaya produksi.
3.2.1 Definisi Laba Akuntansi
Laba Akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Menurut Belkaoui, laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan realisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya.
3.2.2 Sifat Laba Akuntansi
Definisi laba menurut Belkaoui mengandung lima sifat yaitu:
1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya pendapatan dan biaya untuk mendapatkan pendapatan tersebut
2) Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba, artinya merupakan prestasi perusahaan dalam bidang keuangan pada periode tertentu.
3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pengukuran dan pengakuan.
4) Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan.
5) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching” artinya hasil pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama.
3.2.3 Permasalahan Laba Akuntansi
Permasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi pertukaran harga (exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga dalam menentukan laba akuntansi yaitu :
1) Harga Historis (Historical Cost)
2) Harga Sekarang (Current Price)/ Harga Ganti (Replacement Cost)/ Exit Price
3) Harga nanti, harga ganti nanti, atau harga exit price nanti.
4) Harga Diskonto/ Computed Amount
3.2.4 Konsep Laba Akuntansi
Pada laba akuntansi dikenal konsep Replacement Cost Income dengan dua komponen laba yaitu :
1) Current oprating profit : Perhitungan dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost) dari penghasilan
2) Realized holding gain and loss : Perhitungan perbedaan antara replacement cost barang yang dijual dengan biaya historis barang yang sama.
3.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi
Karakteristik dari pengertian laba akuntansi mengandung beberapa keunggulan yakni :
1) Terbukti bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laba akuntansi yang telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
3) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.
4) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.
Namun laba akuntansi masih terdapat kelemahan. Berikut penjabaran kelemahan dari laba akuntansi yakni:
1) Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas, belum ada landasan teoritis jangka panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.
2) Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), masih memungkinkan dan membolehkan perhitungan laba atas penerapan metode dan teknik akuntansi yang tidak konsisten.
3) Laba akuntansi yang didasarkan pada konsep historical cost menjadi kurang bermakna apabila pengaruh perubahan harga diperhitungkan dalam penentuan angka laba tersebut.
4) Laba akuntansi hanya laba di atas kertas saja karena angka laba yang tinggi belum tentu menggambarkan kemampuan likuiditas perusahaan atau menggambarkan kemampuan dalam memberikan cash deviden.
Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain:
1) Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.
2) Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
3) Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.
4) Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan (different income for different purposes).
3.3 Perbandingan antara Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi
Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena perbedaan konsep dasar yang dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis pengukurannya. Sedangkan laba ekonomi dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau persediaan nilai setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Perbedaan dalam aspek lainnya antara kedua konsep laba tersebut adalah :
Aspek Pembeda |
Laba Akuntansi |
Laba Ekonomi |
|
1. |
Sudut pandang pemaknaan |
Perekayasaan akuntansi, Penyusun standar, dan Penyusun statemen Keuangan |
Pemegang saham |
2. |
Dasar Pengukuran |
Biaya historis |
Biaya kesempatan dan Nilai pasar |
3. |
Pengertian “Ekonomik” |
Kelayakan jangka panjang |
Penilaian jangka pendek |
4. |
Makna Depresiasi |
Alokasi biaya |
Penurunan nilai ekonomis |
5. |
Unit Pengukur |
Nominal Rupiah |
Daya beli |
6. |
Konsep Dasar yang Melandasi |
Kontinuitas usaha (asas akrual) |
Likuidasi atau Nilai tunai |
1) Money income dihitung berdasarkan nilai biaya pengganti (replacement cost), sedangkan Accounting income berdasarkan harga historis (historical cost).
2) Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.
Rumus Accounting Income menurut Belkaoui adalah :
Pa = X + Y + Z
Pa = Accounting Income
X = Current Operating Profit
Y = Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu
Z = Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Rumus Money Income adalah :
Pm = Pa – Y + W
Pm = Money Income
Pa = Accounting Income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu, accrued pada periode sebelumnya
W = Holding gain and loss yang belum direalisasi
sumber : klik di sini