Kesalahan penyusunan Laporan Keuangan dapat dilakukan dengan Jurnal Koreksi.
Manfaat jurnal koreksi adalah untuk memperbaiki 10 kesalahan umum yang terjadi saat menyusun Laporan Keuangan.
Kesalahan itu timbul karena disengaja atau tidak.
Kesalahan-kesalahan itu HARUS diperbaiki agar data yang dihasilkan dan akan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan penting dan strategis tidak KELIRU.
Apa saja 10 kesalahan itu, dan bagaimana cara memperbaikinya?
Ikuti ulasan lengkapnya berikut ini…
01. Kesalahan Pencatatan Persediaan Barang Dagang
A: Sekilas Tentang Kesalahan Pencatatan Persediaan Barang
Perhatikan contoh berikut:
Persediaan barang PT MCC tanggal 31 Desember 2018 terlalu kecil senilai Rp 20.000.000.
Bila kesalahan pencatatan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2019, maka kekeliruan ini perlu diperbaiki.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Persediaan Barang dengan Jurnal Koreksi
Jurnal koreksi persediaan barang dagang untuk memperbaiki kesalahan pencatatan seperti ini adalah sebagai berikut:
Bila kesalahan ini baru diketahui setelah tutup buku 2019, maka tidak perlu dibuat jurnal koreksi.
Mengapa seperti itu?
Karena pencatatan persediaan yang terlalu kecil pada 31 Desember 2018 sudah diperbaiki dengan kesalahan persediaan barang dagang di awal tahun 2019 yang pencatatannya terlalu besar.
Jelas ya? Okay dilanjut…
02. Kesalahan Pencatatan Pembelian dan Persediaan Barang Dagang
A: Sekilas Tentang Kesalahan Pencatatan Pembelian dan Persediaan Barang
Perhatikan contoh berikut:
PT MCC baru mencatat persediaan barang dagang senilai Rp 15.000.000 tahun 2019.
Padahal barang dagang tersebut dibeli pada tahun 2018.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Pembelian dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan pencatatan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2019, maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi persediaan untuk memperbaiki kesalahan ini sebagai berikut:
Namun, jika kesalahan pencatatan ini baru ketahui setelah tutup buku periode 2019, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal koreksi.
Mengapa seperti itu?
Karena kesalahan pencatatan persediaan barang dagang 31 Desember 2018, sudah diperbaiki secara otomatis dengan kesalahan pencatatan persediaan barang dagang awal tahun 2019.
03. Kesalahan Mencatat Penjualan Barang
A: Sekelumit Mengenai Kesalahan Pencatatan Penjualan Barang
Misalnya penjualan barang seharga Rp. 3.500.000 pada akhir Desember 2018 baru dicatat pada tahun 2019.
Karena barangnya sudah dikirim pada akhir tahun 2018 maka tidak termasuk dalam persediaan akhir tahun 2018.
Akibat dari kesalahan ini maka neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi:
Tahun 2018:
Penjualan terlalu kecil. Laba bersih terlalu kecil
Tahun 2019 :
Penjualan terlalu besar. Laba bersih terlalu besar
Neraca:
Tahun 2018 :
Aktiva terlalu kecil karena piutang tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu keci.
Tahun 2019:
Neraca benar, karena kesalahan 2018 dibenarkan oleh kesalahan 2019.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Penjualan Barang dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2018 maka jurnal koreksinya sebagai beriku :
04. Kesalahan Mencatat Biaya Dibayar Dimuka
A: Sekelumit Kesalahan Pencatatan Biaya Dibayar Di Muka
Misalnya pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan membuat perjanjian asuransi kebakaran untuk jangka waktu 5 tahun dengan premi sebesar Rp. 500.000 yang dibayar dimuka.
Pembayaran premi di-debitkan ke rekening Biaya Asuransi dalam tahun 2018, pada akhir tahun 2018 dibuat penyesuaian yang mencatat Asuransi Dibayar di Muka sebesar saldo per 31 Desember 2019.
Bila pada akhir tahun 2018 tidak dibuat penyesuaian untuk premi asuransi maka kesalahan ini akan membawa akibat sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2018 :
Biaya terlalu besar karena tidak ada penyesuaian untuk asuransi dibayar di muka. Laba bersih terlalu kecil.
Tahun 2019 :
Biaya sudah benar. Laba bersih sudah benar.
Neraca:
Tahun 2018 :
Aktiva terlalu kecil karena tidak ada asuransi dibayar di muka. Laba tidak dibagi terlalu kecil.
Tahun 2019 :
Aktiva benar. Laba tidak dibagi terlalu kecil akibat kesalahan tahun 2018.
B: Cara Perbaikan Kesalahan Pencatatan Biaya Dibayar Di Muka dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2019, maka kesalahan ini perlu dibetulkan dengan jurnal sebagai berikut :
Jika pada akhir tahun 2019 tidak dibuat jurnal untuk mencatat biaya dibayar di muka dan kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2019, maka jurnal koreksinya sebagai berikut :
05. Kesalahan Mencatat Utang Biaya
A: Sekilas Mengenai Kesalahan Pencatatan Utang Biaya
Misalnya bunga yang masih akan dibayar pada akhir tahun 2018 sebesar Rp. 100.000 tidak dicatat.
Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak seperti berikut :
Laporan Laba Rugi:
Tahun 2018 :
Biaya terlalu kecil karena bunga tidak dicatat. Laba bersih terlalu besar.
Tahun 2019 :
Biaya terlalu besar karena bunga tahun 2018 dicatat tahun 2019. Laba bersih terlalu kecil.
Neraca:
Tahun 2018 :
Utang terlalu kecil karena utang bunga tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Tahun 2019 :
Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2018 dibenarkan oleh kesalahan tahun 2019.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Utang Biaya dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2019, maka harus dibuatkan pembetulan.
Jurnal koreksi yang dibuat untuk memperbaiki kesalahan ini adalah sebagai berikut :
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah tutup buku tahun 2019 maka tidak perlu dibuatkan jurnal koreksi.
Karena kesalahan mencatat biaya bunga yang terlalu kecil dalam tahun 2019 sudah dibetulkan oleh kesalahan biaya bunga tahun 2019 yang terlalu besar.
06. Kesalahan Mencatat Piutang Pendapatan
A: Sekilas Tentang Kesalahan Pencatatan Piutang Pendapatan
Misalnya pendapatan bunga yang masih akan diterima pada akhir tahun 2018 sebesar Rp. 250.000,- tidak dicatat pada akhir tahun 2018.
Pendapatan bunga baru dicatat pada tahun 2019 yaitu pada saat diterimanya.
Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi:
Tahun 2018 :
Penghasilan terlalu kecil. Laba bersih terlalu kecil.
Tahun 2019 :
Pengasilan terlalu besar. Laba bersih terlalu besar.
Neraca :
Tahun 2018 :
Aktiva terlalu kecil karena piutang pendapatan bunga tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu kecil.
Tahun 2019 :
Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2018 sudah dibetulkan oleh kesalahan tahun 2019.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Piutang Pendapatan dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku 2019 maka perlu dibuatkan jurnal koreksi sebagai berikut :
Jika kesalahan ini diketahui sesudah tutup buku tahun 2019 maka tidak diperlukan jurnal koreksi.
Karena kesalahan mencatat pendapatan bunga tahun 2018 yang terlalu kecil sudah dibetulkan oleh kesalahan mencatat bunga tahun 2016 yang terlalu besar.
07. Kesalahan Mencatat Pendapatan Diterima di Muka
A: Sekilas Tentang Kesalahan Pencatatan Pendapatan Diterima Di Muka
Misalnya pada tahun 2018 diterima uang muka sewa sebesar Rp. 4.500.000 dan ada tahun 2019 diterima Rp. 5.000.000.
Penerimaan sewa ini dikreditkan ke rekening Pendapatan Sewa.
Pada akhir tiap tahun 2018 dan 2019 tidak dibuat penyesuaian untuk mencatat Pendapatan diterima di muka sebesar Rp. 3.000.000 dan Rp. 3.500.000.
Akibat kesalahan ini terhadap Neraca dan Laporan Laba Rugi nampak sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2018 :
Penghasilan terlalu besar karena pendapatan sewa terlalu besar. Laba bersih terlalu besar.
Tahun 2019 :
Penghasilan terlalu kecil karena pendapatan sewa terlalu kecil.
Neraca:
Tahun 2018 :
Utang terlalu kecil karena pendapatan diterima di muka tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Tahun 2019 :
Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2018 sudah dibenarkan oleh kesalahan tahun 2019.
Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima di muka pada akhir tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi :
Penghasilan terlalu tinggi. Laba bersih terlalu tinggi.
Neraca:
Utang terlalu kecil karena pendapatan diterima di muka tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu tinggi.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Pencatatan Pendapatan Diterima Di Muka dengan Jurnal Koreksi
Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2019 maka tidak perlu dibuatkan koreksi karena kesalahan tahun 2018 sudah dibetulkan oleh kesalahan tahun 2019.
Kesalahan tahun 2019 yang tidak mencatat pendapatan diterima di muka belum menjadi benar pada tahun 2019 sebelum tutup buku.
Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal koreksi untuk membetulkan kesalahan tahun 2019 sebagai berikut :
08. Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya
A: Sekilas Tentang Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya
Misalnya pada tanggal 04 Januari 2018 dilakukan reparasi kecil untuk mesin dengan biaya sebesar Rp. 2.750.000.
Biaya sebesar itu dicatat dengan mendebit rekening Mesin. Penyusutan mesin setiap tahunnya sebesar 10%.
Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi:
Tahun 2018:
Biaya terlalu kecil karena biaya reparasi dikapitalisasi.
Selisihnya sebesar biaya reparasi dikurangi penyusutan biaya reparasi .
Laba bersih terlalu besar.
Tahun 2019:
Biaya terlalu besar karena penyusutan mesin terlalu besar.
Laba bersih terlalu kecil.
Neraca :
Tahun 2018:
Aktiva terlalu besar. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Tahun 2019:
Aktiva terlalu besar. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Akibat kesalahan seperti ini akan terus mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi sampai seluruh biaya reparasi yang dikapitalisasi itu habis dibebankan.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan dalam Kapitalisasi Biaya dengan Jurnal Koreksi
Bila kesalahan ini diketahui pada tahun 2019 sebelum tutup buku, maka jurnal koreksi yang dibuat sebagai berikut :
Jurnal di atas dibuat dari perhitungan sebagai berikut :
Akumulasi Penyusutan tahun 2018 dan 2019 berisi depresiasi biaya reparasi sebesar :
= 2 x 10% x Rp. 2.750.000 = Rp. 550.000
Laba tahun 2018 terlalu besar sejumlah :
= Rp. 2.750.000 – 275.000 = Rp. 2.475.000
Penyusutan mesin tahun 2016 terlalu besar sejumlah :
= 10% x Rp. 2.750.000 = Rp. 275.000
Rekening mesin terlalu besar sejumlah Rp. 2.750.000
***
Bila kesalahan di atas baru diketahui sesudah tutup buku tahun 2019, maka jurnal koreksi yang dibuat adalah sebagai berikut :
Jurnal di atas dibuat dari perhitungan sebagai berikut :
Akumulasi Penyusutan Mesin terlalu besar sejumlah :
= 2 x 10% x Rp. 2.750.000 = Rp. 550.000
Laba tahun lalu terlalu besar sejumlah :
Tahun 2018 terlalu besar =
= Rp. 2.750.000 – Rp. 275.000 = Rp. 2.475.000
Tahun 2019 terlalu besar =
= Rp. 10% x Rp. 2.750.000 = Rp. Rp. 275.000
Koreksi Laba Tahun Lalu = Rp. 22.000
Rekening Mesin terlalu besar Rp. 2.750.000
09. Kesalahan dalam Taksiran Umur
A: Penjelasan Kesalahan Taksiran Umur dengan Jurnal Koreksi
Misalnya mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 2018 dengan harga Rp. 20.000.000. Penyusutan mesin ditentukan sebesar 15%.
Pada akhir tahun 2019 diketahui bahwa taksiran umur mesin tersebut terlalu rendah sehingga seharusnya penyusutan per tahun adalah 10% dari harga perolehan.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Taksiran Umur dengan Jurnal Koreksi
Kesalahan ini adalah merupakan perubahan taksiran akuntansi, sehingga biaya depresiasi yang sudah dibebankan tidak dikoreksi.
Koreksi mulai diperlakukan untuk penyusutan tahun 2019 dan seterusnya.
Dengan cara ini tidak ada jurnal koreksi yang dibuat.
Jurnal untuk mencatat penyusutan tahunan sejak tahun 2019 adalah sebagai berikut :
10. Kesalahan dalam Perhitungan Kerugian Piutang
A: Penjelasan Tentang Kesalahan Perhitungan Kerugian Piutang
Misalnya perusahaan mengakui kerugian piutang pada saat piutang tidak ditagih (metode Penghapusan Langsung).
Pada tahun 2018 dan 2019 kerugian piutang yang sudah diakui sebagai berikut :
Selain kerugian piutang yang sudah diakui tahun 2018 dan 2019 di atas, diperkirakan masih ada lagi piutang yang akan tidak dapat ditagih sebesar :
Piutang tahun 2018 Rp. 24.000
Piutang tahun 2019 Rp. 28.000
***
Akibat kesalahan mengetahui kerugian piutang tahun 2018 akan berakibat terhadap jenis laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi tahun 2018 dan 2019 sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2018 :
Biaya terlalu kecil karena kerugian piutang terlalu kecil. Laba bersih terlalu besar.
Tahun 2019 :
Biaya terlalu besar karena kerugian piutang tahun lalu dibebankan sekarang. Laba bersih terlalu kecil.
Neraca :
Tahun 2018:
Aktiva terlalu besar karena tidak ada cadangan kerugian piutang. Laba tidak dibagi terlalu besar.
Tahun 2019:
Aktiva terlalu besar karena tidak ada cadangan kerugian piutang.
Laba tidak dibagi terlalu besar karena laba bersih tahun lalu terlalu besar hanya sebagian yang diimbangi laba tahun sekarang yang terlalu kecil.
B: Cara Memperbaiki Kesalahan Perhitungan Kerugian Piutang dengan Jurnal Koreksi
Perlu diperhatikan bahwa kesalahan dalam kerugian piutang belum tentu akan benar dengan sendirinya pada tahun-tahun yang akan datang.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisa untuk menentukan jurnal koreksi.
Kesalahan pengakuan kerugian piutang dalam tahun 2019 berakibat terhadap neraca dan laporan laba rugi seperti berikut :
Laporan Laba Rugi :
Tahun 2019:
Biaya terlalu kecil karena kerugian piutang terlalu kecil. Laba bersih terlalu besar.
Neraca:
Tahun 2019:
Aktiva terlalu besar karena tidak ada cadangan kerugian piutang. Laba tidak dibagi terlalu besar.
***
Bila perubahan metode kerugian piutang dilakukan dalam tahun 2019 maka jurnal koreksinya sebagai berikut :
***
Bila perubahan metode ini dibuat pada tahun 2019 maka jurnal koreksinya adalah sebagai berikut:
Sesudah saldo cadangan kerugian piutang dikredit sebesar Rp. 54.000 .
Maka pada akhir tahun 201 9akan dikredit dengan jumlah Rp, 28.000 dan di-debit dengan jumlah piutang yang dihapus sebesar Rp. 30.000.
Sehingga saldonya menjadi Rp. 52.000 pada awal tahun 2019.
Demikianlah 10 kesalahan yang sering terjadi saat menyusun laporan keuangan. Kesalahan dan keterbatasan laporan keuangan bisa dikoreksi serta diperbaiki sesuai prosedur dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
so, tak perlu galau, yang terpenting tetap terus berupaya dan belajar serta JUJUR dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan, bukan membuat BUNTUNG menjadi UNTUNG atau sebaliknya.
11: Apakah Perlu Menyusun Kembali Laporan Keuangan?
Setelah melakukan koreksi terhadap pos-pos yang salah, apakah perlu MENYUSUN KEMBALI Laporan Keuangan?
Penyusunan kembali laporan keuangan diperlukan bila akan dilakukan analisa perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berurutan.
Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan yang disudah diperbaiki, biasanya disusun neraca lajur dengan kolom-kolom sebagai berikut :
- Neraca atau Laporan Laba Rugi sebelum koreksi.
- Jurnal koreksi.
- Neraca atau Laporan Laba Rugi setelah dikoreksi.
Masing-masing kolom di atas dibagi lagi menjadi 2 kolom yaitu debit dan kredit.
Melalui neraca lajur ini dapat disusun Neraca dan Laporan Laba Rugi dengan lebih mudah.
***
Dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang jurnal koreksi, yuk tonton video pembelajaran yang disampaikan oleh FEB Universitas Brawijaya Malang berikut ini…
12: Kesimpulan
Sekali saya sampaikan bahwa kesalahan bisa saja terjadi, walaupun kita sebagai penyusun laporan keuangan telah berusaha keras untuk menghindari kesalahan tersebut.
Keterbatasan Laporan Keuangan pun ada.
Namun kesalahan dan keterbatasan itu ada jalan keluarnya, ada prosedur untuk memperbaiki, ada metode untuk mengurangi keterbatasan
Jadi tetap cool dalam menghadapi persoalan laporan keuangan, selalu ada jalan untuk menyelesaikannya 🙂
Bila anda ingin memahami secara utuh tentang sistem keuangan, saran saya baca artikel: SOP Keuangan.
Bagaimana menurut Anda?
Demikian yang dapat saya sampaikan, pembahasan tentang 10 kesalahan pencatatan akuntansi dan cara memperbaikinya dengan jurnal koreksi.
Semoga bermanfaat dan terima kasih. *****
0 komentar:
Posting Komentar