Neraca adalah salah satu jenis Laporan Keuangan selain Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Maka perusahaan perlu membuat neraca.
Dari Neraca kita dapat mengetahui jumlah aset, utang, dan modal perusahaan. Ketiga komponen ini dapat naik dan turun tergantung dari kinerja atau performa perusahaan.
Bagaimana cara membuat laporan neraca? Apakah sulit membuat neraca?
Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, saya akan menjelaskan lebih dahulu tentang pengertian neraca dan contohnya.
01: Definisi Neraca Keuangan Perusahaan
A: Pengertian Neraca Keuangan Perusahaan
Cara untuk mengetahui kinerja perusahaan kita bisa melihat dari Laporan Laba Rugi, selengkapnya dapat dibaca di artikel tentang Pengertian dan segala hal mengenai Laporan Laba Rugi.
Seperti yang kita pahami, bahwa tujuan kita membuat perusahaan atau melakukan aktivitas bisnis adalah untuk memperoleh LABA.
Namun dalam perjalanan selama periode tertentu, misalnya satu tahun, perjalanan bisnis tidak selamanya lancar seperti jalan tol 🙂
Namun terkadang ada hal-hal atau kejadian yang tidak kita inginkan, Misalnya nih perekonomian menurun, fluktuasi nilai tukar rupiah dan lain sebagainya.
Sehingga perusahaan bisa mengalami kerugian dan untung. Kondisi ini akan mempengaruhi neraca keuangan perusahaan, misalnya kas turun, modal juga turun, utang menggunung.
Oleh karena itu penting mengetahui apa itu neraca, bentuk, dan isi neraca “biar nggak mati rasa” 🙂
***
Jadi apa yang dimaksud neraca keuangan perusahaan?
Seperti telah disinggung dalam paragraf sebelumnya, pengertian neraca adalah sebuah Laporan Keuangan yang menyajikan kondisi aktiva, hutang, dan ekuitas pada waktu tertentu.
Untuk memudahkan pemahaman tentang pengertian neraca, berikut ini kami sajikan pembahasan mengenai: 1) format neraca, dan 2) contoh neraca.
B: Format Neraca Keuangan Perusahaan
Bagaimana format neraca keuangan perusahaan?
Perhatikan gambar ilustrasi berikut:
Gambar di atas merupakan ilustrasi format neraca. Dari gambar tersebut, kita dapat melihat bahwa ada 3 elemen yang menyusun sebuah neraca, yaitu: Asset (Aset), Liability (kewajiban), dan Equity (modal).
Jumlah aset HARUS SAMA dengan jumlah liability dan equity.
Format tersebut berasal dari persamaan dasar akuntansi, yaitu:
Asset = Liability + Equity
Jadi clear ya, kenapa format laporan neraca seperti itu?
C: Contoh Neraca Keuangan Perusahaan
Bagaimana aplikasi nyata dari format neraca yang sudah dibahas sebelumny?
Agar tidak dikatakan sebagai hoax, teori doang, click bait, apalagi bohong 🙂 maka berikut ini kami sajikan neraca dari sebuah laporan keuangan perusahaan tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Contoh laporan keuangan ini sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan opini wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:
Perhatikan contoh neraca di atas. Acuannya adalah persamaan akuntansi dasar, jadi jumlah aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah jumlah modal.
Apakah laporan neraca di atas sudah sesuai dengan persamaan dasar akuntansi?
Yuk kita tengok jumlah masing-masing elemen neraca PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
- Jumlah aset lancar = Rp 1.123.602.449,
- aset tidak lancar = Rp 3.936.734.798,
- jadi total aset adalah Rp 5.060.337.247.
Jumlah Liabilitas jangka pendek Rp 668.827.967, jumlah liabilitas jangka panjang Rp 978.649.421, sehingga total liabilitas adalah Rp 1.647.477.388
Sedangkan jumlah ekuitas Rp 3.412.859.859. Sehingga jumlah liabilitas ditambah ekuitas adalah sebesar Rp 5.060.337.247.
Bila angka-angka tersebut dimasukkan dalam persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:
Aset = Liabilitas + Ekuitas
- (Rp 1.123.602.449 + Rp 3.936.734.798) = (Rp 1.647.477.388 + Rp 3.412.859.859)
- Rp 5.060.337.247 = Rp 5.060.337.247
Contoh lain dapat anda baca di 10 Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Tbk yang Sudah Diaudit.
02: Cara Membuat Neraca Keuangan Perusahaan
A: Langkah Menyusun Neraca Keuangan Perusahaan
Bagaimana cara membuat neraca?
Setelah mengetahui format dan contoh neraca, sekarang waktunya untuk membuat neraca. Ada 3 cara tidak biasa dan mudah yang akan membantu anda saat membuat neraca, yaiu:
Cara Membuat Neraca #1:
Pelajari, pahami, dan kuasai konsep serta pengertian Elemen Neraca – Aset
Cara membuat neraca usaha kecil yang pertama adalah mempelajari, memahami, dan menguasai penerapan mengenai konsep dan pengertian aset/aktiva.
Logikanya gini mas, bagaimana kita akan bisa menyajikan aset dalam format neraca yang sudah kita ketahui kalau kita tidak tahu pengertian aset, karakteristik aset, apa saja yang termasuk aset, dan segala hal tentang aset.
Betul kan?
Lalu apa sih pengertian aktiva/aset?
Menurut FASB dalam Elements of Financial Statement of Business Enterprises menyatakan bahwa aset atau aktiva adalah manfaat ekonomis yang akan diterima perusahaan di masa yang akan datang karena transaksi di masa lalu.
***
Ada 2 jenis aktiva, yaitu aktiva lancar (current asset) dan aktiva tetap (fixed asset)
#1: Aset Lancar (Current Asset)
Aset lancar adalah aset yang akan direalisasikan dalam satu siklus bisnis perusahaan. Yang termasuk aset lancar antara lain:
- Kas dan setara kas
- Persediaan barang dagang
- Piutang dagang
- Investasi jangka pendek
- Biaya dibayar di muka
Cara melaporkan elemen-elemen aset lancar dalam neraca adalah disusun berdasarkan tingkat likuid aset tersebut. Dimulai dari yang paling likuid, selanjutnya diikuti dengan elemen-elemen aset yang kurang likuid dibawahnya.
#2: Aset Tetap (Fixed Asset)
Pengertian aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang.
Aset ini merupakan aset berwujud karena memiliki bentuk fisik. Aset ini dimiliki dan digunakan perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi normal.
Nama lain untuk aset tetap dalam bahasa Inggris adalah plant assets; property, plant, and equipment (PPE).
Yang termasuk aset tetap antara lain: tanah, gedung, kendaraan, perabot, mesin, dan peralatan. Cara menyajikan aset tetap pada neraca dimulai dari yang umurnya paling lama, selanjutnya disusul dengan yang umurnya lebih pendek.
Aset tetap suatu perusahaan dapat menjadi bagian signifikan dari jumlah total asetnya. Perhatikan tabel berikut:
Tabel di atas menunjukkan contoh persentase aset tetap terhadap jumlah aset untuk beberapa perusahaan yang dibagi berdasarkan perusahaan jasa, manufaktur dan dagang.
Pada tabel di atas kita dapat melihat aset tetap di kebanyakan perusahaan memiliki proporsi yang signifikan terhadap jumlah aset.
Sebaliknya Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), sebuah perusahaan perbankan tidak tergantung pada aset tetapnya dalam menyediakan jasa untuk nasabahnya.
Cara Membuat Neraca #2:
Pelajari, pahami, dan kuasai konsep serta pengertian Elemen Neraca – Liability
Cara tidak biasa untuk membuat neraca usaha kecil adalah mempelajari, memahami, dan menguasai konsep serta pengertian liability.
Liability atau kewajiban merupakan elemen kedua dalam neraca (lihat format neraca). Oleh karena itu agar kita bisa membuat neraca usaha kecil dengan mudah maka harus memahami elemen ini.
***
Yang termasuk dalam kewajiban antara lain: kewajiban lancar (hutang lancar), kewajiban jangka panjang, pendapatan yang diterima di muka, dan hutang lainnya.
#1: Hutang Lancar
Saat sebuah perusahaan atau bank memberikan fasilitas kredit, sama artinya dengan memberikan pinjaman.
Perusahaan, bank, atau individu yang memberikan pinjaman disebut kreditur atau pemberi pinjaman. Individu atau perusahaan yang menerima kredit disebut debitur atau peminjam.
Utang merupakan kewajiban untuk membayar yang dicatat sebagai kewajiban atau liabilitas (liability).
Bank dan lembaga keuangan lainnya memberikan pinjaman atau kredit kepada para konsumen untuk pembelian berbagai macam barang.
Sebagai contoh adalah J.CO Donuts, sebuah jaringan bisnis donat dan kedai kopi (kafe/caffee) di Indonesia yang memiliki lebih dari 40 outlet di seluruh Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
J.CO Donuts menggunakan kredit usaha jangka pendek/utang usaha untuk membeli bahan-bahan baku pembuatan donuts di masing-masing kedainya.
Kredit jangka pendek memungkinkan J.CO Donuts untuk mengendalikan pembayaran tunai dengan memisahkan fungsi pembelian dari fungsi pembayaran.
Dengan demikian tanggungjawab karyawan yang membeli bahan baku donat dipisahkan dari tanggungjawab karyawan yang membayar pembelian tersebut.
Pemisahan tugas semacam ini dapat membantu mencegahpembelian atau pembayaran yang tidak sah.
#2: Hutang Jangka Panjang
Hutang atau Utang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya lebih dari satu tahun, dan pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar.
Contoh hutang jangka panjang antara lain: utang obligasi, utang wesel jangka panjang dan utang lain-lain jangka panjang.
#3: Pendapatan yang diterima di muka
Pengertian pendapatan yang diterima di muka adalah adalah penerimaan yang bukan merupakan pendapatan untuk periode bersangkutan.
Status sebagai pendapatan yang diterima di muka akan terus bertahan sampai saat penerimaan tersebut diakui sebagai pendapatan.
Bagaimana cara mencatat pendapatan yang diterima di muka setelah diakui sebagai pendapatan?
Caranya dengan menggunakan ayat jurnal penyesuaian.
Bila tidak dilakukan penyesuaian terhadap pos ini, maka laporan laba rugi yang dibuat kurang mencerminkan kondisi sebenarnya. Selengkapnya dapat dipelajari di konsep dan pengertian jurnal penyesuaian
Cara Membuat Neraca #3:
Pelajari, pahami, dan kuasai konsep serta pengertian Elemen Neraca – Equity
Langkah ketiga dalam membuat neraca dengan cara yang tidak biasa adalah dengan mempelajari, memahami, dan menguasai konsep serta pengertian equity (ekuitas).
Pengertian equity / ekuitas / modal adalah hak milik suatu perusahaan yang tersisa setelah dikurangi kewajiban (liabilitas).
Yang termasuk dalam ekuitas antara lain: modal disetor, laba tidak dibagi, modal penilaian kembali, modal sumbangan, modal lain-lain.
***
Penjelasan dari masing-masing elemen equity tersebut adalah sebagai berikut:
Modal disetor adalah modal yang disetorkan oleh pemegang saham.
Laba tidak dibagi adalah akumulasi laba tidak dibagi dari periode-periode akuntansi sebelumnya.
Modal penilaian kembali adalah modal yang diperoleh dari selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru saat perusahaan melakukan penilaian kembali terhadap aktiva perusahaan.
Modal sumbangan adalah modal yang diperoleh dari sumbangan.
Modal lain-lain adalah modal perusahaan yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori-kategori sebelumnya.
Setelah kita memahami elemen penyusun neraca yaitu aset, liabilitas (liability), dan ekuitas (equity), langkah selanjutnya adalah menyajikan elemen-elemen tersebut ke dalam format neraca yang sudah dipelajari di atas.
Dan setelah semua elemen neraca tersebut lengkap maka selesai sudah neraca keuangan usaha kecil yang merupakan salah satu dari 4 jenis laporan keuangan.
Mudah kan?
03: Kesimpulan
Dari pembahasan artikel ini, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat neraca intinya adalah pertama, pahami format atau bentuk neraca.
Berikutnya pelajari, kuasai, dan pahami elemen-elemen yang menyusun neraca, dan yang terakhir adalah menyajikan elemen-elemen tersebut sesuai dengan format neraca.
Mudahan-mudah bermanfaat, dan terima kasih. *****
0 komentar:
Posting Komentar